London (ANTARA) - Bagi Djonny Chen (51), berkarya tidak harus melulu di tanah air, dan produser Indonesia ini sekarang memiliki rumah produksi film dan televisi bernama "Silent D Pictures" yang didirikannya pada 2013 di MediaCityUK di Kota Manchester, Inggris.
“Saya mendirikan perusahaan produksi film dan televisi untuk memproduksi film layar lebar, film dokumenter, acara TV, dan keluaran media interaktif untuk pasar Inggris dan Indonesia,” ujar Djonny Chen kepada Antara London, Sabtu.
Menurut Djonny Chen, selama dua tahun terakhir ia bermitra dengan beberapa perusahaan film Indonesia untuk membuat film layar lebar dengan penggambilan gambar di beberapa negara Eropa. Sudah sembilan film dihasilkan dari kerja sama itu.
Baca juga: Film "Une Barque Sur L'Ocean" diputar, promosikan Indonesia di Prancis
Semua film dirilis secara nasional di bioskop-bioskop Indonesia, ujarnya.
“Benar, karier film saya mulainya di Inggris,” ujar Djonny Chen yang menyelesaikan studi di Birmingham City University bidang televisi dan konten interaktif.
Djonny anak kedua dari enam bersaudara asal Jambi pindah ke Inggris sejak 1998, sejak kecil bercita-cita menjadi film maker.
“Orang tua saya tidak mengizinkan saya kuliah perfilman karena masa depannya tidak jelas,” ujar Djonny, yang ketika itu kemudian kuliah jurusan arsitektur di Universitas Tarumanegara Jakarta setelah lulus dari SMA Xaverius di Jambi.
Akhirnya Djonny mendapat beasiswa scholarship belajar arsitektur di DeMontfort University di Leicester, Inggris dan mendapat pekerjaan di Pearson Education.
“Saya mendapat bos yang super baik, Heather Folis, dan di kantor ada budget untuk training staff," ujar Djonny dan ia pun mengikuti kuliah BA dan MA di bidang perfilman dan TV di SAE Institute London dan Birmingham City University.
Setelah penyelesaikan pendidikan di bidang film Djonny pun mendirikan rumah produksi “Silent D Pictures”, di mana D diambil dari huruf pertama namanya, Djonny.
Dikatakannya, Silent D Pictures bekerja sama dengan beberapa rumah produksi (PH) top di Indonesia seperti Screenplay Films menghasilkan film "London Love Story 1, 2 dan 3" dan "Promise.”
Rumah produksinya pun bekerjasama dengan Falcon Pictures menghasilkan film Warkop DKI 3 dan 4, dengan MD Pictures film "Ayat-Ayat Cinta 2" dan dengan Oreima Films di film "Pemburu di Manchester Biru" serta Starvisions dalam film "Belok Kanan Barcelona".
Tiga film yang di produksi di Inggris segera akan dirilis di sinema Indonesia dan beberapa negara ASEAN setelah COVID-19, yaitu film berjudul “In Search of Fear,” “Tribal Get Out Alive,”dan “Sacrilege”, yang kesemuanya bergenre horor, thriller dan misteri. Film “In Search of Fear” dan “Tribal Get Out Alive” dibintangi oleh artis Indonesia, Valerie Thomas, syuting di London, Liverpool, dan Manchester.
Pada saat ini Djonny mengandeng artis ternama Indonesia Acha Septriasa sebagai pemeran utama dalam film “Daemon Mind” diproduksi bersama dengan Peracals Productions Inggris.
“Saya belum pernah syuting di Indonesia,” ujar Djonny Chen yang menikah dengan Fonny Chen dan menambahkan bahwa sejauh ini sudah melakukan syuting film itu di Kota London, Oxford, Manchester, Liverpool dan di Scoltand, sementara di luar Inggris di Swiss, Milan, Barcelona, Budapest, Maroko, Copenhagen dan Canada.
Menurut Djonny sebagai arsitek dan memegang gelar di bidang arsitektur dari Universitas Tarumanagara dan DeMontfort University Inggris, ia sering membuat film fitur, film pendek, dokumenter, video musik, iklan dan film eksperimental di Inggris dan Indonesia.
“Karya saya telah diputar di berbagai tempat, termasuk festival film, stasiun TV, galeri seni, situs web, dan pemutaran lainnya."
Baca juga: Ini empat film yang tonjolkan keindahan dan budaya Indonesia
Beberapa video musik yang saya produksi dan sutradarai ditayangkan di saluran TV seperti MTV, Brit Asia TV, Faith TV, dan saluran musik lainnya.
Meskipun baru mulai memproduksi sekitar lima enam tahun lalu dengan mendirikan rumah produksi "Silent D Pictures", ia sudah membuat film tidak saja berbahasa Inggris tapi juga Bahasa Indonesia.
Selain membuat film, Djonny juga seorang fotografer dengan minat khusus pada fotografi potret wajah serta dokumenter, namun ia pun dengan mudah beradaptasi dengan jenis fotografi lainnya.
“Saya tertarik bertemu dan bekerja dengan model yang menarik dan kreatif, penata rias, penata rambut, dan perancang busana. “Saya berharap dapat membawa beberapa kolaborasi lebih jauh dalam karya film jika memungkinkan,” ujar Djonny.
Dikatakannya membuat film dan fotografi adalah hasrat dan menjadi obsesinya. “Saya seperti kecanduan,” ujar Djonny yang siap berkarya buat sinema Indonesia dan sekarang orangtua sangat mendukung kariernya di dunia film.
Setelah film “Daemon Mind”, Djonny berencana memproduksi film internasional berjudul “Jump” dan akan melakukan pengambilan gambar di Canary Islands. Rencananya Acha akan ikut membintangi film internasional ini. Djonny juga akan memproduksi film berbahasa Inggris berjudul “Exiled” yang diproduksi bersama dengan Rocket Sky High Motion Pictures Inggris yang akan dibintangi aktor Singapura, Sunny Pang.
Djonny yang meraih gelar BA Honours dalam pembuatan film dari SAE London dan gelar MA di bidang televisi dan konten kreatif dari Universitas Birmingham City merasa lega dengan keberhasilan menghadirkan artis Indonesia menjadi pemeran utama dalam film “Daemon Mind” dan berikutnya di film “Jump”. Sebelumnya dia berhasil menghadirkan artis Indonesia juga di film “In Search of Fear” dan “Tribal Get Out Alive”.
Baca juga: Dua film pendek pariwisata Indonesia raih penghargaan di ITFF Bulgaria