Jakarta (ANTARA) - Atlet panahan Indonesia Diananda Choirunisa tetap menjalani latihan mandiri di rumah dengan fasilitas seadanya selama pandemi COVID-19 yang membuat aktivitas pelatnas harus ditunda sementara waktu.

Dengan kondisi tempat latihan yang sangat terbatas, Diananda yang biasa berlatih di lapangan luas dengan jarak target sejauh 30 meter hingga 70 meter, kini hanya bisa memanah di ruangan tertutup berjarak 20 meter saja.

"Di rumah kalau ada target, tapi jaraknya paling jauh 20 meter. Sehari-hari juga latihan hanya drilling atau memanah sebanyak-banyaknya," kata Diananda dalam bincang-bincang olahraga bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di Jakarta, Kamis.

Untuk melatih kelenturan otot sekaligus memantapkan teknik memanah, tak jarang perempuan berusia 23 tahun itu juga berlatih memanah dengan menggunakan karet saat menjelang tidur.



"Latihan pakai karet sebelum tidur. Lalu visualisasi meditasi juga penting untuk atlet panahan," kata dia.

Peraih medali emas nomor recurve perorangan Asian Games 2018 itu mengungkapkan, latihan mandiri di rumah dilakukan dalam dua sesi, yaitu pada pagi dan sore hari.

Pagi hari, latihan mencakup latihan fisik seperti bersepeda, push up, sit up, dan back up, sementara latihan memanah dilakukan sore hari.

Tim panahan Indonesia sebelumnya sudah mengamankan dua slot ke Olimpiade Tokyo untuk nomor recurve putra dan putri usai tampil di Kejuaraan Dunia 2019 di Belanda.



Diananda dan rekan-rekan semestinya masih harus merebut satu slot tambahan untuk nomor recurve beregu di kejuaraan dunia di Berlin, Jerman pada Juni nanti. Sayang, kejuaraan kualifikasi terakhir menuju Tokyo itu sudah diputuskan untuk ditunda menyusul adanya pembatasan perjalanan di beberapa negara akibat COVID-19.

Terkait penundaan Olimpiade Tokyo selama setahun, Diananda yang memang diproyeksikan tampil di sana mengaku tak keberatan dan mengambil hikmah atas keputusan tersebut.

"Pertama (dengar kabar Olimpiade ditunda) kaget tapi ambil sisi positifnya saja jadi persiapan saya bisa lebih panjang," tuturnya.


 

Pewarta : Shofi Ayudiana
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024