Bantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyalurkan bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupa bingkisan kebutuhan pokok untuk para pelaku wisata daerah ini yang terdampak pandemi corona virus disease 2019 atau COVID-19.

"Reaksi cepat yang dilakukan Kemenparekraf lewat Dinas Pariwisata provinsi dan bekerja sama dengan kami kabupaten sudah menyalurkan sebagian bantuan, sekadar wujud empati kepada masyarakat pelaku wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Kamis.

Menurut dia, bantuan dari Kemenpar untuk para pelaku wisata yang memang menjadi salah satu sektor yang terguncang akibat wabah corona virus baru itu bukan disebut sebagai jadup atau jatah hidup, namun setidaknya dapat meringankan beban di saat penurunan pendapatan.

"Bukan sebagai jadup, tapi beberapa bahan pokok sebagai bentuk perhatian dari pemerintah terutama Kemenpar kepada pelaku wisata, minggu kemarin di Bantul sudah ada sekitar 1.340 bantuan kami jalankan, dan ini masih pendataan karena diharapkan ada 5.000 pelaku wisata bisa tarjangkau semua," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf siap fasilitasi UMKM pariwisata-ekraf akses lima skema bantuan


Bantuan itu, kata dia, kalau untuk bisa bertahan hidup selama pandemi COVID-19 jelas tidak mungkin, tetapi pemerintah termasuk Labupaten Bantul juga terus berpikir untuk mempersiapkan bantuan sosial sebagai jaring pengaman sosial ke masyarakat, katanya.

Dia juga mengatakan, sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada pelaku wisata di desa, pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) juga membolehkan anggaran desa untuk keberlanjutan penanganan dampak corona kepada masyarakat.

"Saya kira ini wujud komitmen penting dari pemerintah untuk memperhatikan masyarakat di kawasan wisata, kalau kurang paling tidak nanti di jaring pengaman sosial bagaimana ada subsidi, masyarakat mampu bantu mereka yang kurang mampu," katanya.

Sementara itu, Kwintarto juga mengatakan, wabah COVID-19 di Bantul berdampak pada pendapatan daerah dari sektor wisata karena anjloknya kunjungan wisatawan ke objek wisata, hal itu karena imbas dari kebijakan penutupan objek wisata guna menerapkan prinsip pencegahan penularan virus corona.

"Kalau kerugian sektor wisata cukup banyak, tetapi secara angka kami tidak memiliki pasti, tapi yang jelas hampir semua sektor wisata mengalami goncangan di sektor pendapatan, dan teman-teman pelaku wisata baik objek maupun masyarakat memahami bahwa ini situasi nasional tidak hanya di Bantul," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf salurkan bantuan buat pekerja pariwisata Yogyakarta terdampak COVID-19

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024