Jakarta (ANTARA) - "Maaf Pak, saya tidak bisa lama-lama. Saya harus kemas-kemas karena besok pagi saya pakai pesawat pertama."
Perbincangan via telepon pada Kamis (30/4) malam itu pun langsung ditutup tanpa ada basa-basi seperti biasanya.
Kesibukan perempuan bermarga Zhang tersebut dalam mempersiapkan kepulangan ke tanah kelahirannya di Anhui memang tidak bisa diganggu gugat.
Rindu berat kampung halaman yang menghinggapi wanita yang meniti karier di Beijing itu ingin segera dilampiaskannya.
Tidak terbayangkan, betapa hangatnya peluk dan cium kedua orang tuanya saat menyambut kedatangan putri semata wayang mereka nanti.
Seharusnya, pada libur Tahun Baru Imlek menjelang Januari lalu itu dia mudik namun terhalang oleh badai COVID-19.
Provinsi Anhui bertetangga dengan Provinsi Hubei, yang beribu kota Wuhan dan menjadi wilayah terparah mengalami serangan wabah virus corona jenis baru sejak akhir 2019.
Kini, Zhang menjadi salah satu di antara perantau di Beijing yang antusias menyambut libur Hari Buruh, meskipun durasinya tidak sepanjang Imlek kemarin.
"Konferensi pers reguler diliburkan pada 1-5 Mei dan akan dimulai lagi pada 6 Mei," demikian bunyi pesan singkat Kementerian Luar Negeri China (MOFA) yang diterima ANTARA melalui WeChat pada 30 April.
Baca juga: Libur Hari Buruh Warga Padati Beijing
Pada hari yang sama, Pemerintah Kota Beijing mengeluarkan pengumuman bahwa orang-orang yang hendak meninggalkan ibu kota China itu atau pelancong yang datang dari daerah berisiko rendah tidak perlu menjalani karantina selama 14 hari.
Masyarakat yang hendak menginap di hotel juga tidak perlu lagi menjalani tes COVID-19 selagi bisa menunjukkan kode hijau yang dipindai dari aplikasi kesehatan setempat sebagai indikasi awal bahwa yang bersangkutan tidak memilik gejala apa pun.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah status darurat COVID-19 di Kota Beijing bersama 23 provinsi dan kota setingkat provinsi lainnya diturunkan dari level I ke level II setelah dalam 28 hari terakhir hingga 28 April tidak ditemukan kasus baru.
Qunar, penyedia jasa layanan wisata berbasis elektronik di China, langsung kebanjiran pemesanan tiket pesawat dari Beijing menuju kota-kota lain.
Kenaikan jumlah pesanan bahkan bisa mencapai 15 kali lipat, setengah jam setelah pengumuman keluar dari Pemkot Beijing tersebut.
Menggeliat
Libur Hari Buruh tahun ini memang tidak sesemarak tahun-tahun sebelumnya.
Akan tetapi, masih lebih semarak dibandingkan dengan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020.
Imlek merupakan puncak liburan teramai di China daratan dan wilayah-wilayah sekitarnya.
Hanya libur Imlek tahun ini yang paling kelabu dalam sejarah peradaban China karena badai penyakit menular yang tidak pernah disangka-sangka kedatangannya.
Wajar saja, kalau sebagian masyarakat di China memanfaatkan libur Hari Buruh ini untuk menuntaskan dendam liburan Imlek kemarin, kendati sebagian masyarakat lainnya memilih tidak bepergian ke luar kota demi menghindari paparan COVID-19, yang memang belum lenyap dari muka bumi ini.
Hanya kalangan tenaga pengajar dan anak didik di 10 kota di Provinsi Anhui, Provinsi Zhejiang, dan Provinsi Henan yang diimbau tidak bepergian saat libur Hari Buruh selama sepekan itu.
Larangan tersebut dikeluarkan demi persiapan maksimal menjelang pengaktifan kembali kegiatan belajar dan mengajar.
Kendati demikian, stasiun kereta api tetap dipadati oleh para pemudik. Bahkan pada hari pertama libur Hari Buruh, Jumat (1/5), sebanyak 7,37 juta pemudik telah diangkut 7.394 rangkaian kereta api ke berbagai daerah tujuan di China.
Jumlah itu merupakan rekor tertinggi sejak musim libur Imlek kemarin, demikian China State Railway Group dikutip media resmi setempat.
Operator kereta api tersebut tetap memberlakukan pemeriksaan pada para pemudik sebelum mereka naik kereta untuk mencegah kemunculan kasus baru COVID-19.
Fenomena lain yang tidak kalah menariknya dalam libur Hari Buruh tahun ini adalah objek-objek wisata andalan di sejumlah daerah kembali dibuka.
Di Beijing, objek wisata Kota Terlarang mulai dibuka kembali pada 1 Mei setelah ditutup selama 97 hari sejak wabah penyakit mematikan itu berjangkit.
Memang jumlah pengunjung objek wisata terpopuler yang berada di seberang Lapangan Tian'anmen itu dibatasi, yakni hanya 5.000 orang. Mereka adalah orang-orang yang sudah memesan tiket secara daring.
Akses pengunjung pun masih terbatas di bagian luar objek wisata, yang selesai direnovasi pada Oktober 2019 itu.
Prosedurnya juga tetap sama, para pengunjung situs bersejarah itu harus diperiksa temperatur tubuhnya dan menunjukkan hasil pemindaian status kesehatan yang telah dikeluarkan oleh otoritas kesehatan setempat dalam sistem aplikasi daring.
Ribuan wisatawan domestik juga memadati Xihu, objek wisata danau yang sangat terkenal di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang.
Pemerintah Provinsi Zhejiang bahkan memperkirakan objek wisata, yang menjadi latar belakang seri Siluman Ular Putih dan sangat populer di Indonesia pada era 1990-an, itu bakal dikunjungi 100 juta wisatawan dalam libur sepekan Hari Buruh.
Sama dengan Kota Terlarang, pihak pengelola Xihu juga membatasi jumlah wisatawan, yakni hanya 30 persen dari kapasitas normal.
Angka 30 persen itu diperuntukkan bagi pengunjung danau yang memesan tiket masuk secara daring.
Bagi yang enggan keluar kota karena khawatir terpapar virus yang menyerang paru-paru itu tidak akan kehilangan momentum libur Hari Buruh.
Salah satu pengelola pusat kebugaran di Daerah Otonomi Mongolia Dalam membebaskan tiket masuk selama musim libur Hari Buruh.
Kalau biasanya para pengguna fasilitas kebugaran dikenai tiket sebesar 40 yuan atau sekitar Rp88 ribu untuk satu jam, maka dalam musim liburan fasilitas itu digratiskan mulai pukul 08.00 hingga 17.00 waktu setempat.
"Kami gratiskan semua fasilitas dalam ruangan, seperti lapangan bulu tangkis, tenis, dan gim. Demikian juga yang luar ruangan, seperti lapangan bola dan basket pada 1-4 Mei," kata Wang Danfeng, karyawan salah satu pusat kebugaran di Mongolia Dalam.
Salah satu pusat kebugaran di Provinsi Jiangsu menggratiskan biaya sewa lapangan bulu tangkis dan tenis pada 1-3 Mei selain juga membagikan 200 tiket gratis kolam renang dan fasilitas latihan kebugaran kepada warga lokal.
Perbincangan via telepon pada Kamis (30/4) malam itu pun langsung ditutup tanpa ada basa-basi seperti biasanya.
Kesibukan perempuan bermarga Zhang tersebut dalam mempersiapkan kepulangan ke tanah kelahirannya di Anhui memang tidak bisa diganggu gugat.
Rindu berat kampung halaman yang menghinggapi wanita yang meniti karier di Beijing itu ingin segera dilampiaskannya.
Tidak terbayangkan, betapa hangatnya peluk dan cium kedua orang tuanya saat menyambut kedatangan putri semata wayang mereka nanti.
Seharusnya, pada libur Tahun Baru Imlek menjelang Januari lalu itu dia mudik namun terhalang oleh badai COVID-19.
Provinsi Anhui bertetangga dengan Provinsi Hubei, yang beribu kota Wuhan dan menjadi wilayah terparah mengalami serangan wabah virus corona jenis baru sejak akhir 2019.
Kini, Zhang menjadi salah satu di antara perantau di Beijing yang antusias menyambut libur Hari Buruh, meskipun durasinya tidak sepanjang Imlek kemarin.
"Konferensi pers reguler diliburkan pada 1-5 Mei dan akan dimulai lagi pada 6 Mei," demikian bunyi pesan singkat Kementerian Luar Negeri China (MOFA) yang diterima ANTARA melalui WeChat pada 30 April.
Baca juga: Libur Hari Buruh Warga Padati Beijing
Pada hari yang sama, Pemerintah Kota Beijing mengeluarkan pengumuman bahwa orang-orang yang hendak meninggalkan ibu kota China itu atau pelancong yang datang dari daerah berisiko rendah tidak perlu menjalani karantina selama 14 hari.
Masyarakat yang hendak menginap di hotel juga tidak perlu lagi menjalani tes COVID-19 selagi bisa menunjukkan kode hijau yang dipindai dari aplikasi kesehatan setempat sebagai indikasi awal bahwa yang bersangkutan tidak memilik gejala apa pun.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah status darurat COVID-19 di Kota Beijing bersama 23 provinsi dan kota setingkat provinsi lainnya diturunkan dari level I ke level II setelah dalam 28 hari terakhir hingga 28 April tidak ditemukan kasus baru.
Qunar, penyedia jasa layanan wisata berbasis elektronik di China, langsung kebanjiran pemesanan tiket pesawat dari Beijing menuju kota-kota lain.
Kenaikan jumlah pesanan bahkan bisa mencapai 15 kali lipat, setengah jam setelah pengumuman keluar dari Pemkot Beijing tersebut.
Menggeliat
Libur Hari Buruh tahun ini memang tidak sesemarak tahun-tahun sebelumnya.
Akan tetapi, masih lebih semarak dibandingkan dengan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020.
Imlek merupakan puncak liburan teramai di China daratan dan wilayah-wilayah sekitarnya.
Hanya libur Imlek tahun ini yang paling kelabu dalam sejarah peradaban China karena badai penyakit menular yang tidak pernah disangka-sangka kedatangannya.
Wajar saja, kalau sebagian masyarakat di China memanfaatkan libur Hari Buruh ini untuk menuntaskan dendam liburan Imlek kemarin, kendati sebagian masyarakat lainnya memilih tidak bepergian ke luar kota demi menghindari paparan COVID-19, yang memang belum lenyap dari muka bumi ini.
Hanya kalangan tenaga pengajar dan anak didik di 10 kota di Provinsi Anhui, Provinsi Zhejiang, dan Provinsi Henan yang diimbau tidak bepergian saat libur Hari Buruh selama sepekan itu.
Larangan tersebut dikeluarkan demi persiapan maksimal menjelang pengaktifan kembali kegiatan belajar dan mengajar.
Kendati demikian, stasiun kereta api tetap dipadati oleh para pemudik. Bahkan pada hari pertama libur Hari Buruh, Jumat (1/5), sebanyak 7,37 juta pemudik telah diangkut 7.394 rangkaian kereta api ke berbagai daerah tujuan di China.
Jumlah itu merupakan rekor tertinggi sejak musim libur Imlek kemarin, demikian China State Railway Group dikutip media resmi setempat.
Operator kereta api tersebut tetap memberlakukan pemeriksaan pada para pemudik sebelum mereka naik kereta untuk mencegah kemunculan kasus baru COVID-19.
Fenomena lain yang tidak kalah menariknya dalam libur Hari Buruh tahun ini adalah objek-objek wisata andalan di sejumlah daerah kembali dibuka.
Di Beijing, objek wisata Kota Terlarang mulai dibuka kembali pada 1 Mei setelah ditutup selama 97 hari sejak wabah penyakit mematikan itu berjangkit.
Memang jumlah pengunjung objek wisata terpopuler yang berada di seberang Lapangan Tian'anmen itu dibatasi, yakni hanya 5.000 orang. Mereka adalah orang-orang yang sudah memesan tiket secara daring.
Akses pengunjung pun masih terbatas di bagian luar objek wisata, yang selesai direnovasi pada Oktober 2019 itu.
Prosedurnya juga tetap sama, para pengunjung situs bersejarah itu harus diperiksa temperatur tubuhnya dan menunjukkan hasil pemindaian status kesehatan yang telah dikeluarkan oleh otoritas kesehatan setempat dalam sistem aplikasi daring.
Ribuan wisatawan domestik juga memadati Xihu, objek wisata danau yang sangat terkenal di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang.
Pemerintah Provinsi Zhejiang bahkan memperkirakan objek wisata, yang menjadi latar belakang seri Siluman Ular Putih dan sangat populer di Indonesia pada era 1990-an, itu bakal dikunjungi 100 juta wisatawan dalam libur sepekan Hari Buruh.
Sama dengan Kota Terlarang, pihak pengelola Xihu juga membatasi jumlah wisatawan, yakni hanya 30 persen dari kapasitas normal.
Angka 30 persen itu diperuntukkan bagi pengunjung danau yang memesan tiket masuk secara daring.
Bagi yang enggan keluar kota karena khawatir terpapar virus yang menyerang paru-paru itu tidak akan kehilangan momentum libur Hari Buruh.
Salah satu pengelola pusat kebugaran di Daerah Otonomi Mongolia Dalam membebaskan tiket masuk selama musim libur Hari Buruh.
Kalau biasanya para pengguna fasilitas kebugaran dikenai tiket sebesar 40 yuan atau sekitar Rp88 ribu untuk satu jam, maka dalam musim liburan fasilitas itu digratiskan mulai pukul 08.00 hingga 17.00 waktu setempat.
"Kami gratiskan semua fasilitas dalam ruangan, seperti lapangan bulu tangkis, tenis, dan gim. Demikian juga yang luar ruangan, seperti lapangan bola dan basket pada 1-4 Mei," kata Wang Danfeng, karyawan salah satu pusat kebugaran di Mongolia Dalam.
Salah satu pusat kebugaran di Provinsi Jiangsu menggratiskan biaya sewa lapangan bulu tangkis dan tenis pada 1-3 Mei selain juga membagikan 200 tiket gratis kolam renang dan fasilitas latihan kebugaran kepada warga lokal.