Bandarlampung (ANTARA) - Tim Editor Buku Kapsul Waktu "COVID-19 dan Disrupsi Tatanan Sosial Budaya Ekonomi dan Politik" mengeluarkan undangan menulis esai (call for essay) bagi kalangan akademisi, jurnalis, aktivis, dan diaspora Indonesia.
“Kumpulan esai terpilih akan diterbitkan dalam buku cetak dan e-book serta diluncurkan sebagai kapsul waktu. Time Capsule adalah metode berkomunikasi dengan generasi masa depan melalui pesan resmi. Epistemic Community 2020 akan menyampaikan hal-hal yang dilakukan bangsa Indonesia dalam menghadapi COVID-19," kata ketua tim editor Syafarudin, di Bandarlampung, Jumat..
Penulis, lanjut dia, diminta untuk merekomendasikan hal-hal konyol yang tidak perlu diulangi, dan merekomendasikan upaya pencegahan, mitigasi dan pemulihan bila menghadapi mutan COVID-19.
Syafarudin yang juga pengajar di FISIP Universitas Lampung itu menjelaskan, tim editor selain dirinya sebagai ketua juga dibantu dengan dua anggota yakni Dr Erna Rochana, Dr Bagus Wardianto, dan Erizal Barnawi.
Dr Erna Rochana yang juga sosiolog Unila itu menjelaskan, flu Spanyol yang merebak 1918 atau seratus tahun lalu pernah melanda Indonesia. Tidak banyak informasi yang disampaikan Generasi 1918 kepada kita hari ini, kecuali sepotong info konon 50 juta penduduk dunia tewas.
Anggota tim lainnya, Erizal Barnawi, MSn, selaku editor bidang budaya menjelaskan, kita yang hidup di era revolusi Industri 4.0. ini harus bersyukur atas kemajuan teknologi dan memiliki tanggung jawab menyampaikan informasi kepada generasi mendatang.
"Mungkin kita yang menulis sudah meninggal, tapi kita masih bisa beramal lewat informasi yang bermanfaat”, ujar Erizal .
Sementara Dr. Bagus Wardianto editor bidang ekonomi menjelaskan lima syarat substantif dan teknis esai. Pertama, memuat ide, kiat, kisah, kearifan lokal, modal sosial nasional, catatan disrupsi yang mesti didorong dan mesti dihindari pada tatanan sosial budaya, ekonomi, politik dan atau lintas tatanan.
"Khusus Diaspora, eksplorasi apa saja kiat yang mesti diadopsi Indonesia, dan kiat apa yang mesti dihindari dari negara yang anda tempati saat hadapi COVID-19," kata dia.
Ke tiga, esai ditulis di kertas A4, margin 4-3-3-3, spasi 1,5, huruf Time News Roman 12, jumlah halaman 7-10. Sinopsis selembar halaman spasi satu.
Ke empat, penulisan berkerangka, ada sub judul. Sumber kutipan ( data, referensi) ditulis dalam kurung dan daftar pustaka bila ada. Lampirkan selembar narasi biodata penulis plus foto diri 4x6.
Terakhir, naskah belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Syafarudin menambahkan, batas pengiriman essay dikirim via email ke editor relevan paling lambat tanggal 20 Juni 2020 pukul 22.00 WIB. Selesi essay 21 Juni- 30 Juni 2020.
Daftar esai yang lolos dan tidak lolos diumumkan pada tanggal 6 Juli 2020 melalui email dan website Fisip Unila. Penulis yang tidak lolos, naskah akan dikembalikan via email, dengan ucapan terima kasih dan catatan.
“Kumpulan esai terpilih akan diterbitkan dalam buku cetak dan e-book serta diluncurkan sebagai kapsul waktu. Time Capsule adalah metode berkomunikasi dengan generasi masa depan melalui pesan resmi. Epistemic Community 2020 akan menyampaikan hal-hal yang dilakukan bangsa Indonesia dalam menghadapi COVID-19," kata ketua tim editor Syafarudin, di Bandarlampung, Jumat..
Penulis, lanjut dia, diminta untuk merekomendasikan hal-hal konyol yang tidak perlu diulangi, dan merekomendasikan upaya pencegahan, mitigasi dan pemulihan bila menghadapi mutan COVID-19.
Syafarudin yang juga pengajar di FISIP Universitas Lampung itu menjelaskan, tim editor selain dirinya sebagai ketua juga dibantu dengan dua anggota yakni Dr Erna Rochana, Dr Bagus Wardianto, dan Erizal Barnawi.
Dr Erna Rochana yang juga sosiolog Unila itu menjelaskan, flu Spanyol yang merebak 1918 atau seratus tahun lalu pernah melanda Indonesia. Tidak banyak informasi yang disampaikan Generasi 1918 kepada kita hari ini, kecuali sepotong info konon 50 juta penduduk dunia tewas.
Anggota tim lainnya, Erizal Barnawi, MSn, selaku editor bidang budaya menjelaskan, kita yang hidup di era revolusi Industri 4.0. ini harus bersyukur atas kemajuan teknologi dan memiliki tanggung jawab menyampaikan informasi kepada generasi mendatang.
"Mungkin kita yang menulis sudah meninggal, tapi kita masih bisa beramal lewat informasi yang bermanfaat”, ujar Erizal .
Sementara Dr. Bagus Wardianto editor bidang ekonomi menjelaskan lima syarat substantif dan teknis esai. Pertama, memuat ide, kiat, kisah, kearifan lokal, modal sosial nasional, catatan disrupsi yang mesti didorong dan mesti dihindari pada tatanan sosial budaya, ekonomi, politik dan atau lintas tatanan.
"Khusus Diaspora, eksplorasi apa saja kiat yang mesti diadopsi Indonesia, dan kiat apa yang mesti dihindari dari negara yang anda tempati saat hadapi COVID-19," kata dia.
Ke tiga, esai ditulis di kertas A4, margin 4-3-3-3, spasi 1,5, huruf Time News Roman 12, jumlah halaman 7-10. Sinopsis selembar halaman spasi satu.
Ke empat, penulisan berkerangka, ada sub judul. Sumber kutipan ( data, referensi) ditulis dalam kurung dan daftar pustaka bila ada. Lampirkan selembar narasi biodata penulis plus foto diri 4x6.
Terakhir, naskah belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Syafarudin menambahkan, batas pengiriman essay dikirim via email ke editor relevan paling lambat tanggal 20 Juni 2020 pukul 22.00 WIB. Selesi essay 21 Juni- 30 Juni 2020.
Daftar esai yang lolos dan tidak lolos diumumkan pada tanggal 6 Juli 2020 melalui email dan website Fisip Unila. Penulis yang tidak lolos, naskah akan dikembalikan via email, dengan ucapan terima kasih dan catatan.