Mataram (ANTARA) - Tujuh orang di Nusa Tenggara Barat dinyatakan positif Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sehingga sampai dengan saat ini jumlah penderita di provinsi itu menjadi 115 kasus.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas COVID-19 NTB, H Lalu Gita Ariadi mengatakan tambahan tujuh pasien positif baru COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan 62 sampel dengan hasil 52 sampel negatif, 3 pasien sampel ulangan positif, dan 7 sampel merupakan kasus baru positif COVID-19.

"Dengan adanya tambahan 7 kasus baru terkonfirmasi positif, tidak ada sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di Provinsi NTB sebanyak 115 orang, dengan perincian 11 orang sudah sembuh, 4 meninggal dunia, serta 100 orang masih positif," ujarnya di Mataram, Rabu.

Tujuh orang kasus baru positif di NTB tersebut, antara lain pasien nomor 109, inisial NI (72), laki-laki warga Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Diketahui, pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit dan tidak pernah memiliki riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19. Namun, pasien dirawat di rumah sakit karena sesak, mual, dan muntah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Selanjutnya, pasien nomor 110, inisial AK (55), laki-laki warga Desa Jelantik, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

Pasien nomor 111, inisial SH (28) laki-laki warga Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.

Kemudian, pasien nomor 112, inisial R (30) laki-laki warga Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan orang yang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.

Pasien nomor 113, inisial RPL (54) perempuan warga Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Riwayat kontak dengan pasien COVID-19 nomor 30. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut patuh Patju dengan kondisi baik.

Pasien nomor 114, inisial MS (36) laki-laki warga Desa Giri Sasak, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Namun, riwayat kontak dengan orang yang sakit Corona tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.

Pasien nomor 115, inisial AA (57), laki-laki warga Desa Lembah Sembaga, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpadu di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.

"Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan COVID-19, petugas kesehatan tetap melakukan contact tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif," jelas Gita.

Lebih lanjut, Sekda mengatakan, untuk populasi berisiko yang sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT), yaitu Tenaga Kesehatan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar, sebanyak 506 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil tidak ada yang reaktif, 600 ODP/OTG diperiksa dengan hasil 22 orang (3,7%) reaktif, dan 1.299 PPTG perjalanan Gowa Makassar diperiksa dengan hasil 354 orang (27,3%) reaktif.

"Semua orang dengan hasil RDT reaktif dilanjutkan pemeriksaan swab sebagai standar pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa COVID-19," katanya.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024