Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan proses administrasi kerja sama dengan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve untuk pemberian fasilitas repo line sebesar 60 miliar dolar AS sudah rampung dan siap digunakan.

“Sudah selesai proses administrasinya, masalah legal, teknis juga sudah, sewaktu-waktu bisa digunakan,” katanya dalam jumpa pers daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Cadangan devisa Indonesia bertambah menjadi 125 miliar dolar AS

Dia menjelaskan kerja sama dengan bank sentral Amerika Serikat yang diwakili Federal Reserve New York itu akan digunakan untuk menambah likuiditas dolar AS dan bukan untuk menambah cadangan devisa.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2020 mencapai 121 miliar dolar AS yang dianggap lebih dari cukup untuk kebutuhan impor, pembayaran utang pemerintah, dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Dengan adanya tambahan tersebut, lanjutnya,  maka diharapkan membantu penyediaan dolar AS ketika terjadi pengetatan dolar di tataran global.

Menurut dia, rampungnya kerja sama itu menunjukkan kepercayaan internasional kepada Indonesia karena tidak semua negara khususnya negara berkembang (emerging market) diberikan kerja sama repo line tersebut.

“Ini kepercayaan yang diberikan bagaimana kami mengelola perekonomian dan bagaimana proses perekonomian kita ke depan agar lebih baik,” katanya.
Baca juga: Cadangan devisa Indonesia naik jadi 131,7 miliar dolar


Pewarta : Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024