Jakarta (ANTARA) - Ahli kesehatan masyarakat Prof. Hasbullah Thabrany memprediksi penyebaran virus corona baru, COVID-19 akan berakhir pada Bulan Mei di Indonesia, syaratnya masyarakat harus disiplin melakukan jaga jarak fisik dan sosial.
Sebaliknya, jika masyarakat tak mengikuti anjuran tersebut maka masa pandemi virus corona di insonesia diprediksi lebih panjang, lebih dari empat bulan mendatang.
"Tidak kontak face to face, ada teknologi modern kita bisa ketemu. Jangan sampai orang lain menjadi korban kalau kita egois," kata Prof. Hasbullah Thabrany dalam bedah fakta dan mitos seputar virus corona bersama Facebook secara streaming di Jakarta pada Jumat.
Di sisi lain, anjuran menjaga hygiene diri seperti mencuci tangan menggunakan air dan sabun lalu mengeringkannya, tidak menyentuh area wajah seperti hidung dan mulut tanpa memastikan tangan berada dalam kondisi bersih juga perlu diterapkan.
Hal lain yang juga tak boleh diabaikan, menjaga daya tahan tubuh yakni melalui konsumsi makanan bergizi seimbang, rajin beraktivitas fisik, istirahat yang cukup.
Sebaliknya, jika masyarakat tak mengikuti anjuran tersebut maka masa pandemi virus corona di insonesia diprediksi lebih panjang, lebih dari empat bulan mendatang.
"Tidak kontak face to face, ada teknologi modern kita bisa ketemu. Jangan sampai orang lain menjadi korban kalau kita egois," kata Prof. Hasbullah Thabrany dalam bedah fakta dan mitos seputar virus corona bersama Facebook secara streaming di Jakarta pada Jumat.
Di sisi lain, anjuran menjaga hygiene diri seperti mencuci tangan menggunakan air dan sabun lalu mengeringkannya, tidak menyentuh area wajah seperti hidung dan mulut tanpa memastikan tangan berada dalam kondisi bersih juga perlu diterapkan.
Hal lain yang juga tak boleh diabaikan, menjaga daya tahan tubuh yakni melalui konsumsi makanan bergizi seimbang, rajin beraktivitas fisik, istirahat yang cukup.
Kemudian mengenai penggunaan masker, dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan menyatakan orang sehat sebaiknya bisa memakai masker kain. Masker ini bisa dicuci dan dapat digunakan sebagai bagian proteksi diri dari ancaman COVID-19.
Kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada 2 Maret 2020 dan sejak saat itu angka kasusnya terus bertambah hingga 1790 dan sebanyak 1508 pasien masih menjalani perawatan pada Kamis (2/4) berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.