Mataram (ANTARA) - Warga Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat yang sebelumnya berstatus Pasien dalam Pengawasan (PDP) dan meninggal pada Jumat (27/3) lalu dinyatakan positif terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab di laboratorium .
"Pasien laki-laki berinisial J berusia 55 tahun dari Dasan Agung, Kota Mataram, sebelumnya pasien berstatus PDP yang dirawat di RSUD Kota Mataram dan meninggal pada hari Jumat (27/3) siang, hasil laboratorium pemeriksaan swab positif COVID-19," kata Gubernur NTB H Zulkieflimansyah di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke daerah terdampak, yaitu Jakarta, sehingga saat ini dilakukan penelurusan kontak terhadap orang-orang yang pernah berhubungan dengan pasien yang bersangkutan.
Sementara itu, pasien berinisial IMS berusia 55 tahun dari Karang Medain, Kota Mataram, sebelumnya dirawat di RUSD Provinsi NTB dan meninggal pada hari Sabtu (28/3) pukul 16.30 Wita, hasil pemeriksaan swab di laboratorium dinyatakan negatif COVID-19.
"Pasien tersebut sebelumnya pada hari Jumat (27/3) karena dalam kondisi lemah dan keluhan sesak nafas serta komplikasi penyakit degeneratif lainnya, maka RSUD Provinsi NTB sesuai SOP mengambil langkah melakukan isolasi seperti layaknya pasien dengan status PDP sebagai langkah antisipasi," ujarnya.
"Hal ini sesuai dengan yang pernah kami sampaikan kepada masyarakat sebelumnya bahwa almarhum tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi COVID-19. Namun walaupun seperti itu tetap kemudian dilakukan pengambilan swab dan hasilnya ternyata negatif," kata Gubernur NTB.
Gubernur menegaskan dengan keluarnya hasil uji laboratorium terhadp swab tersebut dapat dipastikan bahwa almarhum IMS meninggal bukan karena COVID-19, sehingga diharapkan kepada masyarakat tidak lagi ada yang berspekulasi. Hal yang paling penting saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan bersama untuk memperhatikan apa yang menjadi edaran dan imbauan dari para tokoh agama dan pemerintah.
"Diminta kepada semua pihak mengikuti dan mematuhi petunjuk dan arahan pemerintah, tenaga medis dan petugas di lapangan. Tetap saling mengingatkan dan saling menjaga dengan cara cuci tangan, tetap di rumah kecuali dalam kedaan mendesak, jaga jarak (physical distancing), jalankan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi vitamin, jauhi keramaian, gunakan masker jika anda sakit dan saat berada di luar rumah dan jangan percaya berbagai isu dan formasi hoaks," katanya.
"Pasien laki-laki berinisial J berusia 55 tahun dari Dasan Agung, Kota Mataram, sebelumnya pasien berstatus PDP yang dirawat di RSUD Kota Mataram dan meninggal pada hari Jumat (27/3) siang, hasil laboratorium pemeriksaan swab positif COVID-19," kata Gubernur NTB H Zulkieflimansyah di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke daerah terdampak, yaitu Jakarta, sehingga saat ini dilakukan penelurusan kontak terhadap orang-orang yang pernah berhubungan dengan pasien yang bersangkutan.
Sementara itu, pasien berinisial IMS berusia 55 tahun dari Karang Medain, Kota Mataram, sebelumnya dirawat di RUSD Provinsi NTB dan meninggal pada hari Sabtu (28/3) pukul 16.30 Wita, hasil pemeriksaan swab di laboratorium dinyatakan negatif COVID-19.
"Pasien tersebut sebelumnya pada hari Jumat (27/3) karena dalam kondisi lemah dan keluhan sesak nafas serta komplikasi penyakit degeneratif lainnya, maka RSUD Provinsi NTB sesuai SOP mengambil langkah melakukan isolasi seperti layaknya pasien dengan status PDP sebagai langkah antisipasi," ujarnya.
"Hal ini sesuai dengan yang pernah kami sampaikan kepada masyarakat sebelumnya bahwa almarhum tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi COVID-19. Namun walaupun seperti itu tetap kemudian dilakukan pengambilan swab dan hasilnya ternyata negatif," kata Gubernur NTB.
Gubernur menegaskan dengan keluarnya hasil uji laboratorium terhadp swab tersebut dapat dipastikan bahwa almarhum IMS meninggal bukan karena COVID-19, sehingga diharapkan kepada masyarakat tidak lagi ada yang berspekulasi. Hal yang paling penting saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan bersama untuk memperhatikan apa yang menjadi edaran dan imbauan dari para tokoh agama dan pemerintah.
"Diminta kepada semua pihak mengikuti dan mematuhi petunjuk dan arahan pemerintah, tenaga medis dan petugas di lapangan. Tetap saling mengingatkan dan saling menjaga dengan cara cuci tangan, tetap di rumah kecuali dalam kedaan mendesak, jaga jarak (physical distancing), jalankan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi vitamin, jauhi keramaian, gunakan masker jika anda sakit dan saat berada di luar rumah dan jangan percaya berbagai isu dan formasi hoaks," katanya.