Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Bupati Pringsewu Fauzi menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam Learning Event Percepatan Menuju Target Sanitasi Aman, di Hotel Aston, Kota Bandarlampung, Rabu (26/2).
Kegiatan yang dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat ini, juga dihadiri Wali Kota Metro Achmad Pairin, Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Febrilia Ekawati, Bambang Pujiatmoko dari SNV Indonesia, Kementerian PUPR, dan Bappenas.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat dalam sambutannya berharap melalui kegiatan ini dapat mempercepat akses sanitasi yang aman, meskipun saat ini akses sanitasi aman di Provinsi Lampung sendiri belum mencapai angka 80 persen.
"Tapi yang pasti masalah sanitasi ini berpengaruh besar terhadap masa depan generasi mendatang," kata Taufik pula.
Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Febrilia Ekawati mengungkapkan di Provinsi Lampung saat ini baru ada tiga kabupaten/kota yang lolos sanitasi dasar, yakni Kabupaten Pringsewu, Waykanan, dan Kota Metro. Karena itu, kata Febri lagi, target sanitasi aman sebesar 10 persen harus segera dilakukan yang melibatkan banyak stakeholders.
Baca juga: Pemkab Pringsewu gunakan pendekatan agama untuk ubah perilaku BAB sembarangan
Wakil Bupati Pringsewu Fauzi dalam paparannya terkait keberhasilan Pringsewu menjadi Kabupaten open defecation free (ODF) menyampaikan bahwa untuk mendukung suksesnya program ODF di daerahnya, Pemkab Pringsewu telah mengeluarkan regulasi tentang percepatan universal access, dengan sebuah strategi di antaranya dengan mengubah pola pikir, yaitu dari program menjadi sebuah gerakan, sehingga keluarlah kebijakan tentang Satuan Tugas Gerakan Bersama Rakyat Kabupaten Pringsewu ODF atau Satgas Gebrak ODF.
Satgas ini melibatkan banyak pihak, baik kepolisian, TNI, sejumlah OPD, ulama dan tokoh agama, serta unsur lainnya, dimana dirinya juga bertindak sebagai Ketua Satgas.
"Ulama memegang peranan penting, terlebih sebagian besar masyarakat Kabupaten Pringsewu merupakan masyarakat yang religius, sehingga muncul istilah Jihad Sanitasi dan Shalawat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)," kata Fauzi lagi.
Baca juga: Pemkab Pringsewu gunakan pendekatan keagamaan atasi permasalahan sanitasi
Lebih lanjut, dikatakan Fauzi bahwa kunci keberhasilan dari program STBM ini pada dasarnya adalah komitmen dari pimpinan daerah.
"Karena itu, sebagai pimpinan di Kabupaten Pringsewu, kami berdua berkomitmen bagaimana caranya agar program ODF ini bisa berhasil di Kabupaten Pringsewu. Pada akhirnya Kabupaten Pringsewu bisa menjadi Kabupaten ODF 100 persen, dan bahkan menjadi rujukan daerah lainnya di Indonesia, dan bahkan beberapa negara dari Asia dan Afrika juga pernah melakukan studi mengenai STBM di Pringsewu," ujarnya pula.
Baca juga: Pringsewu Lampung sahkan Perda Sanitasi Berbasis Masyarakat
Kegiatan yang dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat ini, juga dihadiri Wali Kota Metro Achmad Pairin, Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Febrilia Ekawati, Bambang Pujiatmoko dari SNV Indonesia, Kementerian PUPR, dan Bappenas.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat dalam sambutannya berharap melalui kegiatan ini dapat mempercepat akses sanitasi yang aman, meskipun saat ini akses sanitasi aman di Provinsi Lampung sendiri belum mencapai angka 80 persen.
"Tapi yang pasti masalah sanitasi ini berpengaruh besar terhadap masa depan generasi mendatang," kata Taufik pula.
Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Febrilia Ekawati mengungkapkan di Provinsi Lampung saat ini baru ada tiga kabupaten/kota yang lolos sanitasi dasar, yakni Kabupaten Pringsewu, Waykanan, dan Kota Metro. Karena itu, kata Febri lagi, target sanitasi aman sebesar 10 persen harus segera dilakukan yang melibatkan banyak stakeholders.
Baca juga: Pemkab Pringsewu gunakan pendekatan agama untuk ubah perilaku BAB sembarangan
Wakil Bupati Pringsewu Fauzi dalam paparannya terkait keberhasilan Pringsewu menjadi Kabupaten open defecation free (ODF) menyampaikan bahwa untuk mendukung suksesnya program ODF di daerahnya, Pemkab Pringsewu telah mengeluarkan regulasi tentang percepatan universal access, dengan sebuah strategi di antaranya dengan mengubah pola pikir, yaitu dari program menjadi sebuah gerakan, sehingga keluarlah kebijakan tentang Satuan Tugas Gerakan Bersama Rakyat Kabupaten Pringsewu ODF atau Satgas Gebrak ODF.
Satgas ini melibatkan banyak pihak, baik kepolisian, TNI, sejumlah OPD, ulama dan tokoh agama, serta unsur lainnya, dimana dirinya juga bertindak sebagai Ketua Satgas.
"Ulama memegang peranan penting, terlebih sebagian besar masyarakat Kabupaten Pringsewu merupakan masyarakat yang religius, sehingga muncul istilah Jihad Sanitasi dan Shalawat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)," kata Fauzi lagi.
Baca juga: Pemkab Pringsewu gunakan pendekatan keagamaan atasi permasalahan sanitasi
Lebih lanjut, dikatakan Fauzi bahwa kunci keberhasilan dari program STBM ini pada dasarnya adalah komitmen dari pimpinan daerah.
"Karena itu, sebagai pimpinan di Kabupaten Pringsewu, kami berdua berkomitmen bagaimana caranya agar program ODF ini bisa berhasil di Kabupaten Pringsewu. Pada akhirnya Kabupaten Pringsewu bisa menjadi Kabupaten ODF 100 persen, dan bahkan menjadi rujukan daerah lainnya di Indonesia, dan bahkan beberapa negara dari Asia dan Afrika juga pernah melakukan studi mengenai STBM di Pringsewu," ujarnya pula.
Baca juga: Pringsewu Lampung sahkan Perda Sanitasi Berbasis Masyarakat