Lampung Tengah (ANTARA) - Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten setempat untuk bersiaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana pada musim penghujan ini.
"BPBD harus siaga menghadapi kemungkinan bencana di Lampung Tengah. Kita harus belajar dari pengalaman tahun sebelumnya untuk mengantisipasi korban akibat bencana alam di Lampung Tengah. Korban jiwa maupun kerugian materi harus diminimalisasi," kata Loekman usai memimpin apel siaga bencana di Nuwo Balak, Selasa.
Dikatakannya, sarana pendukung yang ada di BPBD seperti kendaraan penanggulangan bencana atau lainnya harus benar-benar siap untuk digunakan ketika terjadi bencana.
"Jadi kita ingin pastikan jika Pemkab Lampung Tengah khususnya BPBD siap untuk menghadapi bencana di titik rawan pada musim penghujan ini," paparnya.
Loekman juga berpesan agar semua pihak saling berkoordinasi untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di titik-titik rawan banjir di Lampung Tengah.
"Seluruh anggota tim harus menyatu untuk menghadapi kondisi kondisi darurat dan harus lebih sensitif terhadap informasi dari masyarakat mengenai potensi banjir dan bencana lainnya," katanya lagi.
Kepala BPBD Lampung Tengah melalui Kasi Kesiapsiagaan, Abror mengatakan, berdasarkan data dari BPBD, ada lima kecamatan yang rawan banjir yakni Kecamatan Pubian, Kecamatan Anak Tuha, Kecamatan Bekri, Kecamatan Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya.
"Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya itu ada pertemuan sungai, itu ada empat sungai. Dan ketika hujan dengan intensitas tinggi air pasti naik. Begitupun di Anak Tuha, ada pertemuan Sungai Way Waya dan Way Seputih," katanya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi banjir di Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya beberapa titik tanggul sudah ditinggikan, kemudian tanggul yang jebol juga sudah diperbaiki.
"Kejadian tahun kemarin itu ada tanggul yang jebol, tapi sudah diperbaiki. Tanggul-tanggul lain juga sudah ditinggikan. Tinggal pembuatan codetan dilokasi tersebut, ada sekitar 13 km dan baru selesai 50 persen," ucapnya.
Ia menambahkan, BPBD sudah mengimbau kepada camat maupun kepala kampung di lokasi tersebut untuk memberitahukan kepada masyarakat jika terjadi banjir.
"Jadi ketika ada tanda-tanda banjir mereka sudah mengimbau masyarakat untuk mengungsi. Dan kami juga siap ketika terjadi banjir, peralatan juga," tambahnya.
"BPBD harus siaga menghadapi kemungkinan bencana di Lampung Tengah. Kita harus belajar dari pengalaman tahun sebelumnya untuk mengantisipasi korban akibat bencana alam di Lampung Tengah. Korban jiwa maupun kerugian materi harus diminimalisasi," kata Loekman usai memimpin apel siaga bencana di Nuwo Balak, Selasa.
Dikatakannya, sarana pendukung yang ada di BPBD seperti kendaraan penanggulangan bencana atau lainnya harus benar-benar siap untuk digunakan ketika terjadi bencana.
"Jadi kita ingin pastikan jika Pemkab Lampung Tengah khususnya BPBD siap untuk menghadapi bencana di titik rawan pada musim penghujan ini," paparnya.
Loekman juga berpesan agar semua pihak saling berkoordinasi untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di titik-titik rawan banjir di Lampung Tengah.
"Seluruh anggota tim harus menyatu untuk menghadapi kondisi kondisi darurat dan harus lebih sensitif terhadap informasi dari masyarakat mengenai potensi banjir dan bencana lainnya," katanya lagi.
Kepala BPBD Lampung Tengah melalui Kasi Kesiapsiagaan, Abror mengatakan, berdasarkan data dari BPBD, ada lima kecamatan yang rawan banjir yakni Kecamatan Pubian, Kecamatan Anak Tuha, Kecamatan Bekri, Kecamatan Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya.
"Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya itu ada pertemuan sungai, itu ada empat sungai. Dan ketika hujan dengan intensitas tinggi air pasti naik. Begitupun di Anak Tuha, ada pertemuan Sungai Way Waya dan Way Seputih," katanya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi banjir di Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya beberapa titik tanggul sudah ditinggikan, kemudian tanggul yang jebol juga sudah diperbaiki.
"Kejadian tahun kemarin itu ada tanggul yang jebol, tapi sudah diperbaiki. Tanggul-tanggul lain juga sudah ditinggikan. Tinggal pembuatan codetan dilokasi tersebut, ada sekitar 13 km dan baru selesai 50 persen," ucapnya.
Ia menambahkan, BPBD sudah mengimbau kepada camat maupun kepala kampung di lokasi tersebut untuk memberitahukan kepada masyarakat jika terjadi banjir.
"Jadi ketika ada tanda-tanda banjir mereka sudah mengimbau masyarakat untuk mengungsi. Dan kami juga siap ketika terjadi banjir, peralatan juga," tambahnya.