Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berencana mengelompokkan daerah tujuan atau destinasi wisata menjadi kategori "premium" dan "medium".
"Kita ingin punya tambahan devisa dari destinasi wisata baru. Kita memang punya Bali tapi kita juga punya 10 Bali baru. Dua tahun ini fokus ke 5 dulu, baru setelah 5 ini selesai nanti fokus ke 5 berikutnya, yang mana 5 itu? Ada Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, Manado, dengan segmentasi yang beda-beda sudah diatur semua, mana super premium, mana yang medium ke bawah, mana wisata ramai-ramai, mana wisata khusus," kata Presiden Joko Widodo dalam Pembukaan Kompas100 CEO Forum 2019 di Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden Jokowi, tujuan pengembangan wisata terspesialisasi itu adalah untuk menarik devisa sebanyak-banyaknya.
"Kita juga ingin menarik devisa sebanyak-banyaknya melalui pengembangan destinasi wisata dan tugas besar BKPM adalah menarik FDI (foreign direct investment) ini bukan suatu yang gampang karena semua negara berbondong-bondong mau narik FDI ke negara masing-masing," tambah Presiden.
Baca juga: Malaysia sarankan kerja sama kota kembar dengan Indonesia tingkatkan kunjungan wisata
Pengembangan wisata dengan mengacu kepada segmen pasar masing-masing itu diharapkan dapat berjalan mulai 2020.
"Kita harapkan pada tahun 2020 akhir semua infrastruktur, calender of event, perbaikan produk-produk handycraft, ekonomi kreatif yang akan mendukung wisata baru tersebut sudah selesai," tambah Presiden.
Presiden mencontohkan bagaimana saat ini kawasan Borobudur sedang ditata agar infrastruktur dan wisata budaya dapat saling mendukung.
"Saya kasih contoh misalnya Borobudur, bulan Maret nanti Yogyakarta International Airport sudah akan selesai 100 persen, dari sana akan ada jalan langsung ke Borobudur yang lebih dekat, turis bisa lebih dekat, dan lingkaran Borobudur juga akan diperbaiki termasuk penyiapan lahan yang dikhusukan mendukung Borobudur sebagai tempat wisata yang wajib dikunjungi turis luar," jelas Presiden Jokowi.
Contoh lain adalah kawasan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur yang akan dijadikan kawasan wisata super premium.
"Labuan Bajo juga menjadi super premium. Saya sampaikan hati-hati jangan sampai dicampur aduk dengan menengah bawah. Kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo dalam setahun," tambah Presiden Jokowi.
Baca juga: Dongkrak Wisatawan ke Indonesia, Kemenpar dan Rossiya Airlines kumpulkan industri pariwisata Rusia
Arahan tersebut, menurut Presiden Jokowi, sudah ia sampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.
"Jadi kalau sudah selesai produknya, silakan promo besar-besaran, jangan sekarang promonya tapi produknya belum selesai. Kalau produk sudah selesai saat wisatawan datang akan melihat hal yang berbeda dibanding tempat lain," ungkap Presiden.
Dengan dijadikan destinasi kelas premium, Labuan Bajo ditargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 500.000 kunjungan dan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai satu juta orang pada 2020.
Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan pada 2018 jumlah kunjungan ke Labuan Bajo mencapai 163.054 kunjungan yang terdiri dari wisman sebanyak 91.870 kunjungan dan wisnus mencapai 71.184 kunjungan.
Baca juga: PPHI proyeksikan 140 juta wisman muslim kunjungi Indonesia tahun 2020
Untuk mempercantik 10 destinasi wisata Bali Baru itu, pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp28 triliun untuk masing-masing tempat wisata.
Dari total anggaran tersebut, menurut dia, satu miliar dolar AS di antaranya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar. Sisanya satu miliar dolar AS lagi untuk investasi, hotel, resort dan lainnya.
"Kita ingin punya tambahan devisa dari destinasi wisata baru. Kita memang punya Bali tapi kita juga punya 10 Bali baru. Dua tahun ini fokus ke 5 dulu, baru setelah 5 ini selesai nanti fokus ke 5 berikutnya, yang mana 5 itu? Ada Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, Manado, dengan segmentasi yang beda-beda sudah diatur semua, mana super premium, mana yang medium ke bawah, mana wisata ramai-ramai, mana wisata khusus," kata Presiden Joko Widodo dalam Pembukaan Kompas100 CEO Forum 2019 di Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden Jokowi, tujuan pengembangan wisata terspesialisasi itu adalah untuk menarik devisa sebanyak-banyaknya.
"Kita juga ingin menarik devisa sebanyak-banyaknya melalui pengembangan destinasi wisata dan tugas besar BKPM adalah menarik FDI (foreign direct investment) ini bukan suatu yang gampang karena semua negara berbondong-bondong mau narik FDI ke negara masing-masing," tambah Presiden.
Baca juga: Malaysia sarankan kerja sama kota kembar dengan Indonesia tingkatkan kunjungan wisata
Pengembangan wisata dengan mengacu kepada segmen pasar masing-masing itu diharapkan dapat berjalan mulai 2020.
"Kita harapkan pada tahun 2020 akhir semua infrastruktur, calender of event, perbaikan produk-produk handycraft, ekonomi kreatif yang akan mendukung wisata baru tersebut sudah selesai," tambah Presiden.
Presiden mencontohkan bagaimana saat ini kawasan Borobudur sedang ditata agar infrastruktur dan wisata budaya dapat saling mendukung.
"Saya kasih contoh misalnya Borobudur, bulan Maret nanti Yogyakarta International Airport sudah akan selesai 100 persen, dari sana akan ada jalan langsung ke Borobudur yang lebih dekat, turis bisa lebih dekat, dan lingkaran Borobudur juga akan diperbaiki termasuk penyiapan lahan yang dikhusukan mendukung Borobudur sebagai tempat wisata yang wajib dikunjungi turis luar," jelas Presiden Jokowi.
Contoh lain adalah kawasan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur yang akan dijadikan kawasan wisata super premium.
"Labuan Bajo juga menjadi super premium. Saya sampaikan hati-hati jangan sampai dicampur aduk dengan menengah bawah. Kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo dalam setahun," tambah Presiden Jokowi.
Baca juga: Dongkrak Wisatawan ke Indonesia, Kemenpar dan Rossiya Airlines kumpulkan industri pariwisata Rusia
Arahan tersebut, menurut Presiden Jokowi, sudah ia sampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.
"Jadi kalau sudah selesai produknya, silakan promo besar-besaran, jangan sekarang promonya tapi produknya belum selesai. Kalau produk sudah selesai saat wisatawan datang akan melihat hal yang berbeda dibanding tempat lain," ungkap Presiden.
Dengan dijadikan destinasi kelas premium, Labuan Bajo ditargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 500.000 kunjungan dan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai satu juta orang pada 2020.
Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan pada 2018 jumlah kunjungan ke Labuan Bajo mencapai 163.054 kunjungan yang terdiri dari wisman sebanyak 91.870 kunjungan dan wisnus mencapai 71.184 kunjungan.
Baca juga: PPHI proyeksikan 140 juta wisman muslim kunjungi Indonesia tahun 2020
Untuk mempercantik 10 destinasi wisata Bali Baru itu, pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp28 triliun untuk masing-masing tempat wisata.
Dari total anggaran tersebut, menurut dia, satu miliar dolar AS di antaranya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar. Sisanya satu miliar dolar AS lagi untuk investasi, hotel, resort dan lainnya.