Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diminta fokus mengembangkan pariwisata bidang sejarah dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di ujung barat Pulau Bangka.
"Bangka Barat, khususnya Mentok memiliki potensi luar biasa dalam pariwisata sejarah dan budaya, bahkan sudah ditetapkan menjadi salah satu kota pusaka Indonesia," kata anggota DPD RI Zuhri M Syazali di Mentok, Senin.
Menurut dia, potensi wisata sejarah dan budaya di daerah itu cukup besar terbukti dengan keberadaan sejumlah bangunan peninggalan bersejarah yang ada di pusat Kota Mentok.
Baca juga: PT Timah membangun kawasan heritage baru di Pulau Bangka
Selain memiliki banyak objek wisata sejarah, mulai dari sejarah tambang dan produksi timah, Perang Dunia II hingga menjadi tempat pengasingan delapan tokoh Kemerdekaan Republik, Bangka Barat juga memiliki keindahan alam dan pantai yang luar biasa.
"Seluruh daerah di Babel memiliki pantai yang indah, namun hanya Bangka Barat yang lengkap objek wisatanya," katanya.
Dengan besarnya potensi wisata yang dimiliki, Zuhri berharap pemerintah daerah fokus pada pembangunan ekonomi berbasis pariwisata.
Selain wisata pantai, sejarah dan budaya, menurut Bupati Bangka Barat periode 2014-2019 tersebut rencana pembangunan geopark di kabupaten itu juga akan memberi nilai tambah daya tarik wisatawan datang ke daerah itu.
Sebagai langkah awal meningkatkan jumlah wisatawan disarankan agar pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan setiap siswa sekolah belajar sejarah di lokasi pengasingan delapan tokoh Kemerdekaan RI.
"Pesanggrahan Menumbing dan Pesanggrahan Mentok dikelola dengan baik untuk dijadikan pusat pembelajaran wawasan kebangsaan dan membangun karakter bangsa," katanya.
Baca juga: Pemerintah Desa Cibatu di Garut bangun desa wisata budaya
Dengan intervensi dari pemerintah kepada seluruh sekolah di daerah itu akan ada ribuan orang yang belajar sejarah di Menumbing dan Pesanggrahan Mentok.
"Perlu pendekatan tepat agar mereka mau belajar sejarah dengan objek yang ada di daerah tempat tinggalnya, jika pola ini berhasil kami optimistis akan diikuti sekolah dan pemerintah daerah lain," katanya.
Selain meningkatkan pemahaman sejarah bagi siswa-siswi di daerah itu, pola tersebut juga akan bermanfaat untuk membiasakan warga menerima kunjungan wisatawan.
"Bangka Barat, khususnya Mentok memiliki potensi luar biasa dalam pariwisata sejarah dan budaya, bahkan sudah ditetapkan menjadi salah satu kota pusaka Indonesia," kata anggota DPD RI Zuhri M Syazali di Mentok, Senin.
Menurut dia, potensi wisata sejarah dan budaya di daerah itu cukup besar terbukti dengan keberadaan sejumlah bangunan peninggalan bersejarah yang ada di pusat Kota Mentok.
Baca juga: PT Timah membangun kawasan heritage baru di Pulau Bangka
Selain memiliki banyak objek wisata sejarah, mulai dari sejarah tambang dan produksi timah, Perang Dunia II hingga menjadi tempat pengasingan delapan tokoh Kemerdekaan Republik, Bangka Barat juga memiliki keindahan alam dan pantai yang luar biasa.
"Seluruh daerah di Babel memiliki pantai yang indah, namun hanya Bangka Barat yang lengkap objek wisatanya," katanya.
Dengan besarnya potensi wisata yang dimiliki, Zuhri berharap pemerintah daerah fokus pada pembangunan ekonomi berbasis pariwisata.
Selain wisata pantai, sejarah dan budaya, menurut Bupati Bangka Barat periode 2014-2019 tersebut rencana pembangunan geopark di kabupaten itu juga akan memberi nilai tambah daya tarik wisatawan datang ke daerah itu.
Sebagai langkah awal meningkatkan jumlah wisatawan disarankan agar pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan setiap siswa sekolah belajar sejarah di lokasi pengasingan delapan tokoh Kemerdekaan RI.
"Pesanggrahan Menumbing dan Pesanggrahan Mentok dikelola dengan baik untuk dijadikan pusat pembelajaran wawasan kebangsaan dan membangun karakter bangsa," katanya.
Baca juga: Pemerintah Desa Cibatu di Garut bangun desa wisata budaya
Dengan intervensi dari pemerintah kepada seluruh sekolah di daerah itu akan ada ribuan orang yang belajar sejarah di Menumbing dan Pesanggrahan Mentok.
"Perlu pendekatan tepat agar mereka mau belajar sejarah dengan objek yang ada di daerah tempat tinggalnya, jika pola ini berhasil kami optimistis akan diikuti sekolah dan pemerintah daerah lain," katanya.
Selain meningkatkan pemahaman sejarah bagi siswa-siswi di daerah itu, pola tersebut juga akan bermanfaat untuk membiasakan warga menerima kunjungan wisatawan.