Pangkalan Bun (ANTARA) - Perahu wisata berpenumpang enam orang termasuk pasangan suami istri asal Kolombia, Andreas Ramon dan Andrea Becerra tenggelam di perairan Sungai Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
"Kebetulan saat perahu tenggelam ada kelotok nelayan yang langsung memberikan pertolongan kepada awak perahu dan penumpangnya," kata Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Kotawaringin Barat Iptu Herbet P Simanjuntak di Pangkalan Bun, Minggu.
Peristiwa tenggelamnya perahu wisata Rimba Princess milik Eco Safari Indonesian itu terjadi pada Sabtu (16/11) sekitar pukul 15.00 WIB, diduga penyebab tenggelamnya kapal itu akibat cuaca buruk berupa hujan lebat dan gelombang tinggi yang terjadi di perairan Sungai Kumai.
Pada sore itu kapal Rimba Princess bermaksud kembali ke Kumai membawa dua turis asing setelah berwisata dari Taman Nasional Tanjung Puting, ketika melewati Sungai Sekonyer menyeberang menuju alur pelayaran di posisi melintang Dermaga Pertamina Kumai.
Baca juga: Tiga agenda pariwisata Kalteng masuk kalender event pariwisata 2020
Namun saat melintas di depan dermaga Pertamina tiba-tiba cuaca memburuk dengan disertai hujan lebat serta gelombang tinggi yang menghantam kapal wisata Rimba Princess, sehingga air masuk di bagian belakang yang menyebabkan kelotok menjadi oleng.
"Tingginya gelombang mengakibatkan air masuk pelan-pelan dan akhirnya tenggelam, beruntung ada kapal nelayan yang langsung memberikan pertolongan," kata Herbet.
Kapal Rimba Princess yang membawa dua turis asal Kolombia yang tenggelam di perairan Sungai Kumai saat dievakuasi oleh Polair Polres Kobar maupun dari KSOP Kelas IV Kumai, Sabtu (16/11/2019). (ANTARA/HO-Polair Polres Kobar)
Kemudian, kata dia, kapten perahu wisata Supiyan alias Tuyan, koki perahu Zahra alias Iyah, pegawai Rimba Hotel Nuryanto dan pemandu wisata Hizharudin alias Eiros, serta dua turis tersebut langsung dibawa ke dermaga terdekat.
Ia juga mengatakan, setelah mendapat kabar bahwa telah terjadi kecelakaan perahu wisata tenggelam, Polair segera melakukan koordinasi dengan Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Kumai, dan Polsek Kumai, serta Marnit Kumai untuk melakukan upaya evakuasi terhadap perahu Rimba Princess yang hanya terlihat bagian atapnya di permukaan sungai.
Saat evakuasi masyarakat sekitar dan para nelayan juga ikut membantu evakuasi perahu hingga dapat timbul kembali dan kemudian ditambatkan di Spring dermaga Pertamina.
"Kedua wisatawan asing yang merupakan tamu dari Hotel Rimba saat ini sudah berada di Hotel Kecubung, dengan pembiayaan ditanggung oleh pihak Hotel Rimba," ujarnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kumai, Wahyu Prihanto mengatakan dalam kecelakaan tenggelamnya perahu wisata di perairan Sungai Kumai, Desa Kapitan, Kecamatan Kumai itu pihaknya segera melakukan pengamanan baik evakuasi kapal dan penumpang, maupun pengamanan lokasi dari alur pelayaran, serta pencegahan kemungkinan tercemarnya sungai akibat tumpahan bahan bakar minyak dari perahu wisata yang tenggelam.
"Kita pastikan kecelakaan di jalur lalu lintas Sungai Kumai itu tidak mengganggu alur pelayaran dan olah gerak kolam terminal Pertamina," ujar Wahyu.
"Kebetulan saat perahu tenggelam ada kelotok nelayan yang langsung memberikan pertolongan kepada awak perahu dan penumpangnya," kata Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Kotawaringin Barat Iptu Herbet P Simanjuntak di Pangkalan Bun, Minggu.
Peristiwa tenggelamnya perahu wisata Rimba Princess milik Eco Safari Indonesian itu terjadi pada Sabtu (16/11) sekitar pukul 15.00 WIB, diduga penyebab tenggelamnya kapal itu akibat cuaca buruk berupa hujan lebat dan gelombang tinggi yang terjadi di perairan Sungai Kumai.
Pada sore itu kapal Rimba Princess bermaksud kembali ke Kumai membawa dua turis asing setelah berwisata dari Taman Nasional Tanjung Puting, ketika melewati Sungai Sekonyer menyeberang menuju alur pelayaran di posisi melintang Dermaga Pertamina Kumai.
Baca juga: Tiga agenda pariwisata Kalteng masuk kalender event pariwisata 2020
Namun saat melintas di depan dermaga Pertamina tiba-tiba cuaca memburuk dengan disertai hujan lebat serta gelombang tinggi yang menghantam kapal wisata Rimba Princess, sehingga air masuk di bagian belakang yang menyebabkan kelotok menjadi oleng.
"Tingginya gelombang mengakibatkan air masuk pelan-pelan dan akhirnya tenggelam, beruntung ada kapal nelayan yang langsung memberikan pertolongan," kata Herbet.
Kemudian, kata dia, kapten perahu wisata Supiyan alias Tuyan, koki perahu Zahra alias Iyah, pegawai Rimba Hotel Nuryanto dan pemandu wisata Hizharudin alias Eiros, serta dua turis tersebut langsung dibawa ke dermaga terdekat.
Ia juga mengatakan, setelah mendapat kabar bahwa telah terjadi kecelakaan perahu wisata tenggelam, Polair segera melakukan koordinasi dengan Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Kumai, dan Polsek Kumai, serta Marnit Kumai untuk melakukan upaya evakuasi terhadap perahu Rimba Princess yang hanya terlihat bagian atapnya di permukaan sungai.
Saat evakuasi masyarakat sekitar dan para nelayan juga ikut membantu evakuasi perahu hingga dapat timbul kembali dan kemudian ditambatkan di Spring dermaga Pertamina.
"Kedua wisatawan asing yang merupakan tamu dari Hotel Rimba saat ini sudah berada di Hotel Kecubung, dengan pembiayaan ditanggung oleh pihak Hotel Rimba," ujarnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kumai, Wahyu Prihanto mengatakan dalam kecelakaan tenggelamnya perahu wisata di perairan Sungai Kumai, Desa Kapitan, Kecamatan Kumai itu pihaknya segera melakukan pengamanan baik evakuasi kapal dan penumpang, maupun pengamanan lokasi dari alur pelayaran, serta pencegahan kemungkinan tercemarnya sungai akibat tumpahan bahan bakar minyak dari perahu wisata yang tenggelam.
"Kita pastikan kecelakaan di jalur lalu lintas Sungai Kumai itu tidak mengganggu alur pelayaran dan olah gerak kolam terminal Pertamina," ujar Wahyu.