Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 22 orang nakhoda kapal wisata yang berasal dari sejumlah wilayah di Bali, mengikuti kegiatan Pendidikan Pelatihan Nakhoda Teladan 2019 yang diselenggarakan PT Jasa Raharja (Persero).

"Kegiatan pelatihan nakhoda ini merupakan salah satu upaya kami untuk berkontribusi dalam menekan angka kecelakaan khususnya yang melibatkan armada kapal laut," ujar Kepala Divisi Pelayanan Jasa Raharja, Bambang Panular, di Sanur, Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, keselamatan lalu lintas di perairan juga menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan pemahaman yang sama bagi para nakhoda seperti halnya moda angkutan di darat yang demikian sudah maju pesat.

"Pelatihan keselamatan transportasi laut itu merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk wilayah-wilayah yang memiliki angkutan perairan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.

Bambang menjelaskan, pemahaman itu penting diberikan bagi para nakhoda terkait dengan adanya berbagai risiko yang terjadi di wilayah perairan dan mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut

"Kecelakaan laut tersebut dapat mengakibatkan korban luka-luka maupun meninggal dunia. Itu yang menjadi konsen dari kami semua bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan khususnya dari pihak Perhubungan dan KSOP,” katanya.

Ia berharap, kegiatan seperti pelatihan dan pendidikan seperti yang digelar itu dapat dilakukan berkelanjutan dan dapat menjadikan para nakhoda maupun pemilik dari angkutan perairan itu menyadari pentingnya keselamatan lalu lintas di perairan.

"Mudah-mudahan pentingnya menjaga keselamatan itu dapat menjadi kebiasaan bagi para awak angkutan perairan agar mereka dapat senantiasa menjaga keselamatan penumpang yang diangkut," kata Bambang.

Para nakhoda yang mengikuti pelatihan itu, merupakan para nakhoda kapal cepat yang beroperasi di wilayah Sanur, Benoa, Serangan Denpasar serta Padangbai Kabupaten Karangasem.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta menjelaskan, faktor keselamatan tentu berpedoman pada konsep 3E yaitu, Engineering, Enforcement dan Education.

Awalnya, dalam pelatihan ini yang mungkin harus ditekankan lebih kuat adalah prosedur pemeriksaan, yaitu pemeriksaan kondisi kapal maupun data manifest penumpang kapal.

Untuk di Bali, hal tersebut menurutnya sangat penting untuk dilakukan karena yang diangkut oleh para nakhoda bukan bukan hanya warga yang menyeberang laut tetapi juga orang-orang yang menikmati layanan pariwisata atau wisatawan yang sebagian besar diantaranya adalah orang asing.

"Kalau terkait prosedur mengemudikan kapal, saya yakin para nakhoda ini mengetahui dengan baik dan mereka cukup terampil. Mereka paham kondisi ombak dan sebagainya. Tetapi ketika di hadapan mereka ada kendala yang berpotensi mengancam keselamatan penumpang, mereka harus punya kebiasaan untuk mengutamakan keselamatan," ujar Wayan Samsi Gunarta.

Pewarta : Naufal Fikri Yusuf
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024