Chiang Mai, Thailand (ANTARA) - Pakar panda China dan pejabat Thailand pada Kamis mulai mempersiapkan otopsi bagi panda raksasa tercinta, Chuang Chuang, yang mati secara tak terduga pekan ini di Kebun Binatang Chiang Mai di Thailand utara saat dipinjam dari Beijing.

Kematian Chuang Chuang yang berusia 19 tahun memicu duka cita di antara penggemar Thailand dan seruan di media sosial China, dengan tagar yang tampaknya menyalahkan Thailand yang telah dilihat 250 juta kali.

Pejabat kebun binatang mengatakan bahwa ada sedikit tanda bahwa Chuang Chuang menderita masalah kesehatan sebelum kematiannya pada Senin. Panda umumnya hidup 14-20 tahun di alam liar tetapi dapat hidup hingga 30 tahun di penangkaran.

Otopsi semestinya memakan waktu tidak lebih dari tujuh hari dan kemudian tubuh Chuang Chuang akan dibawa ke China sesuai kesepakatan dengan Beijing, kata Sumet Kamolnoranat, wakil direktur Organisasi Taman Zoologi.

"Tim kerja antara pejabat China dan Thailand telah dibentuk dan perkembangannya akan diberitahukan dan diperbarui terus," menurut pernyataan dari kebun binatang Thailand, Kamis.

Para pejabat China dan Thailand juga sedang mendiskusikan apakah pasangan Chuang Chuang, Lin Hui - satu-satunya panda yang tersisa di Thailand - perlu dikembalikan ke China, kata seorang pejabat China.

"Untuk Lin Hui, saya mengerti bahwa ada beberapa kekhawatiran tentang kesendirian dan kesepiannya. Kita harus membicarakan hal ini nanti," kata Ren Yisheng, Konsul Jenderal China di Chiang Mai.

Pasangan panda, yang dipinjamkan dari China sejak 2003, itu adalah selebritis di Thailand setelah Lin Hui melahirkan pada 2009. Bayi panda jarang dilahirkan dalam pemeliharaan dan keturunannya akhirnya dikembalikan ke China

Lin Hui mengandung melalui inseminasi buatan setelah Chuang Chuang gagal menghamilinya, meskipun dipertontonkan video yang dijuluki "porno panda" dengan maksud untuk mendorong mereka untuk kawin.

Panda terkenal sulit berkembang biak di penangkaran.

Pada Kamis, pengujung Thailand di kebun binatang mengungkapkan kesedihan.

"Saya merasa sedih ketika tahu tentang kematiannya. Hari ini, ketika melihat bekas tempat tinggalnya saya merasa tergetar," kata pengunjung Kanchana Anatasomboon.

Warga Bangkok, Supatra Saraneeyatham, pada kunjungan pertamanya ke Chiang Mai, berkata: "Saya di sini bersama saudara perempuan saya dan dia hampir menangis begitu kami melihat Lin Hui sendirian di dalam."

Sumber: Reuters
 

Pewarta : Maria D Andriana
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024