Palembang (ANTARA) - Tingkat hunian hotel di Palembang dan daerah lainnya hingga September 2019 ini masih rendah, kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin.
"Anggota mengeluhkan sekarang ini masih terus terjadi penurunan jumlah tamu atau pengunjung tempat usaha mereka dan belum ada tanda-tanda peningkatannya," kata Herlan Aspiudin di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu.
Dia menjelaskan penurunan tingkat hunian hotel merupakan dampak mahalnya harga tiket pesawat dan kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan beberapa bulan lalu serta beberapa faktor ekonomi lainnya.
Pengunjung hotel dan restoran mengalami penurunan sekitar 40 persen, kondisi ini memerlukan perhatian serius bersama pemerintah agar bisnis pariwisata tidak semakin terpuruk.
Turunnya tingkat hunian tidak hanya mempengaruhi berkurangnya pendapatan anggota PHRI tetapi juga sumbangan ke kas daerah atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten dan kota setempat.
Khusus sumbangan ke PAD, anggota PHRI di Kota Palembang pada 2018 memberikan kontribusi yang cukup besar yakni mencapai Rp185 miliar.
Jika kondisi sulit sekarang ini tidak segera diatasi, sumbangan ke PAD Palembang yang pada tahun ini ditargetkan lebih besar lagi sekitar Rp200 miliar, dikhawatirkan tidak bisa terealisasi karena jumlah pengunjung tamu hotel dan restoran mengalami penurunan, kata Herlan.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani menjelaskan bahwa pihaknya prihatin dengan kondisi yang dialami anggota PHRI tersebut.
Untuk membantu mengatasi masalah terus berkurangnya jumlah tamu hotel dan restoran, pihaknya berupaya mendorong semua pihak menggelar berbagai kegiatan yang dapat mendatangkan orang banyak ke Bumi Sriwijaya ini.
Kegiatan yang dapat mendatangkan orang banyak ke daerah ini, kata Isnaini, seperti mendorong penyelenggaraan seminar, pelatihan, pertandingan olah raga, pameran, rapat koordinasi berskala nasional dan internasional .
"Anggota mengeluhkan sekarang ini masih terus terjadi penurunan jumlah tamu atau pengunjung tempat usaha mereka dan belum ada tanda-tanda peningkatannya," kata Herlan Aspiudin di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu.
Dia menjelaskan penurunan tingkat hunian hotel merupakan dampak mahalnya harga tiket pesawat dan kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan beberapa bulan lalu serta beberapa faktor ekonomi lainnya.
Pengunjung hotel dan restoran mengalami penurunan sekitar 40 persen, kondisi ini memerlukan perhatian serius bersama pemerintah agar bisnis pariwisata tidak semakin terpuruk.
Turunnya tingkat hunian tidak hanya mempengaruhi berkurangnya pendapatan anggota PHRI tetapi juga sumbangan ke kas daerah atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten dan kota setempat.
Khusus sumbangan ke PAD, anggota PHRI di Kota Palembang pada 2018 memberikan kontribusi yang cukup besar yakni mencapai Rp185 miliar.
Jika kondisi sulit sekarang ini tidak segera diatasi, sumbangan ke PAD Palembang yang pada tahun ini ditargetkan lebih besar lagi sekitar Rp200 miliar, dikhawatirkan tidak bisa terealisasi karena jumlah pengunjung tamu hotel dan restoran mengalami penurunan, kata Herlan.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani menjelaskan bahwa pihaknya prihatin dengan kondisi yang dialami anggota PHRI tersebut.
Untuk membantu mengatasi masalah terus berkurangnya jumlah tamu hotel dan restoran, pihaknya berupaya mendorong semua pihak menggelar berbagai kegiatan yang dapat mendatangkan orang banyak ke Bumi Sriwijaya ini.
Kegiatan yang dapat mendatangkan orang banyak ke daerah ini, kata Isnaini, seperti mendorong penyelenggaraan seminar, pelatihan, pertandingan olah raga, pameran, rapat koordinasi berskala nasional dan internasional .