Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya berupaya membangun daerah eks lokalisasi Dolly menjadi kawasan yang ramah anak, antara lain dengan memprioritaskan penyediaan akses pendidikan bagi anak-anak di sana.
"Alhamdulillah kawasan eks lokalisasi Dolly ini sudah seperti daerah lain di Surabaya yang ramah anak," kata Camat Sawahan M. Yunus, di Surabaya, Jumat.
Yunus mengatakan bahwa menurut data terkini ada 889 anak berusia di bawah 17 tahun yang tinggal di eks lokalisasi Dolly.
"Mereka semuanya berada dalam pengawasan kami," kata pria yang sudah lima tahun menjabat sebagai Camat Sawahan itu.
"Kami menjaga jangan sampai muncul benih macam-macam. Jangan sampai ada anak putus sekolah, kemudian bagaimana anak yatim piatu dicarikan jalan keluar, sehingga terjamin pendidikannya," ia menambahkan.
Kondisi lingkungan eks lokalisasi Dolly semakin membaik.
Kepala Kelompok Belajar Nusantara Kita Soekarmiati mengatakan bahwa suara musik disko yang beberapa tahun lalu sering mengganggu kegiatan kelompok belajar sekarang sudah berganti dengan suara lantunan selawat indah.
"Alhamdulillah saat ini sudah nyaman untuk anak-anak, nyaman untuk belajar, dan anak-anak saya tidak lagi terganggu dengan adanya musik disko bervolume tinggi," katanya.
Sejak alih fungsi eks lokalisasi Dolly, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan bangunan khusus untuk Kelompok Belajar Nusantara Kita, kelompok belajar gratis yang kini menjangkau 64 siswa, termasuk 33 anak berkebutuhan khusus berusia satu sampai 20 tahun. Selain itu ada Pendidikan Anak Usia Dini untuk anak usia satu sampai lima tahun.
Pemerintah kota juga membangun fasilitas olahraga dan taman bermain. Lapangan futsal yang ada di tempat itu tidak pernah sepi.
Ketua RT 05 RW 03 Putat Jaya Nirwono mengatakan lapangan futsal dan taman bermain itu menjadi tempat favorit anak-anak untuk menghabiskan waktunya seusai pulang sekolah.
"Dulu kalau anak-anak mau bermain harus jalan jalan ke kampung sebelah, tempatnya juga jauh. Kalau sekarang sudah dekat dan lapangannya juga bagus, sehingga mereka sangat senang," ujarnya.
Kalau lapangan futsal penuh, menurut dia, anak-anak biasanya bergeser ke tamah bermain. "Jadi, mereka bisa bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya," katanya.
Anak-anak juga bisa bermain di sepanjang Gang Putat Jaya RW 06. Mereka bisa membaca buku atau belajar di perpustakaan yang ada di gang itu.
"Anak-anak sekarang sudah bisa bermain bebas dan menikmati masa kecilnya," kata Nirwono.
Aparat kecamatan juga aktif berkomunikasi dengan warga di eks lokalisasi Dolly dan mengajak mereka berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
"Alhamdulillah kawasan eks lokalisasi Dolly ini sudah seperti daerah lain di Surabaya yang ramah anak," kata Camat Sawahan M. Yunus, di Surabaya, Jumat.
Yunus mengatakan bahwa menurut data terkini ada 889 anak berusia di bawah 17 tahun yang tinggal di eks lokalisasi Dolly.
"Mereka semuanya berada dalam pengawasan kami," kata pria yang sudah lima tahun menjabat sebagai Camat Sawahan itu.
"Kami menjaga jangan sampai muncul benih macam-macam. Jangan sampai ada anak putus sekolah, kemudian bagaimana anak yatim piatu dicarikan jalan keluar, sehingga terjamin pendidikannya," ia menambahkan.
Kondisi lingkungan eks lokalisasi Dolly semakin membaik.
Kepala Kelompok Belajar Nusantara Kita Soekarmiati mengatakan bahwa suara musik disko yang beberapa tahun lalu sering mengganggu kegiatan kelompok belajar sekarang sudah berganti dengan suara lantunan selawat indah.
"Alhamdulillah saat ini sudah nyaman untuk anak-anak, nyaman untuk belajar, dan anak-anak saya tidak lagi terganggu dengan adanya musik disko bervolume tinggi," katanya.
Sejak alih fungsi eks lokalisasi Dolly, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan bangunan khusus untuk Kelompok Belajar Nusantara Kita, kelompok belajar gratis yang kini menjangkau 64 siswa, termasuk 33 anak berkebutuhan khusus berusia satu sampai 20 tahun. Selain itu ada Pendidikan Anak Usia Dini untuk anak usia satu sampai lima tahun.
Pemerintah kota juga membangun fasilitas olahraga dan taman bermain. Lapangan futsal yang ada di tempat itu tidak pernah sepi.
Ketua RT 05 RW 03 Putat Jaya Nirwono mengatakan lapangan futsal dan taman bermain itu menjadi tempat favorit anak-anak untuk menghabiskan waktunya seusai pulang sekolah.
"Dulu kalau anak-anak mau bermain harus jalan jalan ke kampung sebelah, tempatnya juga jauh. Kalau sekarang sudah dekat dan lapangannya juga bagus, sehingga mereka sangat senang," ujarnya.
Kalau lapangan futsal penuh, menurut dia, anak-anak biasanya bergeser ke tamah bermain. "Jadi, mereka bisa bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya," katanya.
Anak-anak juga bisa bermain di sepanjang Gang Putat Jaya RW 06. Mereka bisa membaca buku atau belajar di perpustakaan yang ada di gang itu.
"Anak-anak sekarang sudah bisa bermain bebas dan menikmati masa kecilnya," kata Nirwono.
Aparat kecamatan juga aktif berkomunikasi dengan warga di eks lokalisasi Dolly dan mengajak mereka berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.