Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Perkampungan, identik dengan wilayah padat penduduk di tengah kota yang menjadi tempat tinggal masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah 

Wilayah perkampungan khususnya di kota-kota besar di Indonesia, biasanya terkesan kumuh, dan tidak teratur dengan jumlah penduduk yang banyak dan tinggal dalam satu kawasan tertentu.

Kebanyakan mereka hidup dalam lingkungan yang kurang nyaman.

Perkampungan Rukun Warga (RW) 7 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, atau biasa dikenal dengan Kidul Pasar, merupakan wilayah perkampungan yang dihimpit oleh dua pasar besar di Kota Malang, Jawa Timur.

Pada sisi utara RW 7 Kelurahan Sukoharjo tersebut terdapat Pasar Besar Malang. Sebutan Kampung Kidul Pasar, menggambarkan letak perkampungan itu sendiri.

Dalam bahasa Jawa, kidul memiliki arti arah selatan, sehingga Kidul Pasar dapat diartikan sebagai sisi selatan pasar.

Sementara pada sisi selatan Kampung Kidul Pasar, terdapat Pasar Comboran yang merupakan pasar jual beli barang bekas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kedua pasar tersebut berkembang dengan pesat dan terus menghimpit area perkampungan sekitar.

   
Berada di tengah-tengah dua pasar tersebut menjadikan Kampung Kidul Pasar pada awalnya hanya seperti area perkampungan lain yang ada di Indonesia. Kesan padat, tidak tertata, dan warga yang acuh terhadap kebersihan muncul di kampung tersebut.

Selama bertahun-tahun, kebanyakan warga Kampung Kidul Pasar yang merupakan pedagang dan pengusaha, cenderung tidak mempedulikan lingkungan area tempat tinggal mereka.

Area terbuka yang ada di wilayah perkampungan tersebut, bahkan dipergunakan sebagian warga untuk menaruh barang bekas. Timbunan barang bekas tersebut, berpotensi menjadi sumber penyakit bagi warga sekitar.

Melihat kondisi itu, pada 2015, salah seorang warga yang ditunjuk menjadi Ketua Rukun Warga (RW) 7 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Akhmad Zakaria, merasa terpanggil untuk sedikit demi sedikit melakukan pembenahan di Kampung Kidul Pasar.

Mulai 2015, wilayah perkampungan padat tersebut mulai berbenah menjadi tempat yang lebih baik dan tidak kumuh bagi 2.099 warganya.

Namun, perubahan yang masuk dalam program jangka panjang yang diusung oleh Akhmad tidak langsung direspon positif oleh masyarakat.

Hal itu tidak membuat Akhmad mundur, bahkan dirinya mengambil langkah pendekatan yang tidak seperti kebanyakan orang. Pendekatan tersebut dilakukan secara personal, ke tiap-tiap warga RW 7 Kelurahan Sukoharjo itu.

Akhmad meluangkan waktu untuk hari demi hari mengunjungi tiap-tiap rumah warga untuk memperkenalkan program kerjanya, di tengah kesibukannya sebagai salah satu karyawan Universitas Islam Malang.

"Pada awalnya, saya harus keliling ke tiap-tiap rumah. Saya ingin masyarakat yang awalnya apatis, acuh, untuk bisa terlibat langsung dalam program saya," kata Akhmad.

Padahal, program itu berkaitan erat dengan kepentingan pribadi masing-masing warga. Program pertamanya adalah pembenahan administratif masyarakat mulai tingkatan paling bawah.

Pendataan yang dilakukan antara lain meliputi, pemutihan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Akte Kelahiran, hingga terkait surat keluar dan masuk pada tingkatan Sekretaris Rukun Tetangga (RT).

"Saya melihat, kami tidak bisa mengubah lingkungan menjadi lebih baik sebelum masyarakat didata. Itu program pertama saya, mengubah pola pikir, itu penting," ujar Akhmad.


Pembenahan kampung

Program tertib administrasi perlahan rampung dibenahi. Akhmad lalu memperluas program-program berkelanjutan yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh warga Kidul Pasar.

Beberapa langkah terobosan seperti penghijauan dengan menggunakan wadah berbahan baku daur ulang, pembangunan Balai RW untuk kegiatan masyarakat, pembuatan taman di sudut strategis wilayah perkampungan, dan pembangunan taman bermain anak.

"Dari program-program yang dihasilkan, banyak masyarakat yang merasakan langsung hasilnya. Sehingga, keberlanjutan program terjaga," kata salah satu warga RW 7 Kelurahan Sukoharjo, Deni Irwansyah.

Salah satu sudut perkampungan yang telah dibenahi oleh warga di wilayah Kampung Kidul Pasar RW 7 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. (ANTARA/Vicki Febrianto)


Pembenahan yang dilakukan Akhmad tersebut melibatkan langsung masyarakat. sehingga muncul rasa berkewajiban untuk menjalankan program-program yang sesungguhnya untuk kepentingan mereka.

Saat ini, area perkampungan yang ada di wilayah RW 7 Kelurahan Sukoharjo jauh dari kondisi kumuh. Akses jalan yang dibenahi sedemikian rupa, membuat wilayah perkampungan padat penduduk tersebut nyaman dan bersih.

Pada tiap-tiap rumah, ada pot-pot tanaman yang bukan hanya menjadi penghias perkampungan, namun juga memberikan kesan segar di tengah-tengah permukiman. Bahkan, ada satu area terbuka yang diubah menjadi taman.

Lubang-lubang resapan biopori juga menghiasi akses jalan perkampungan yang dibenahi menggunakan teknik ampyangan atau batu sikat, sehingga area perkampungan tersebut lebih mirip taman dibanding dengan area permukiman padat penduduk.

Taman-taman yang disajikan juga bukan sekedar taman biasa. Pot-pot yang dipergunakan untuk menghias wilayah perkampungan tersebut kebanyakan berasal dari barang bekas dan didaur ulang warga.

Dari sisi keamanan, Kampung Kidul Pasar merupakan wilayah perkampungan di Kota Malang yang pertama kali memiliki puluhan Closed Circuit Television (CCTV).

Ada 45 titik yang menjadi tempat pemasangan CCTV tersebut dengan lima pos pantau yang menjamin keamanan warga RW 7 Kelurahan Sukoharjo tersebut.
 




"Kampung SIP"

Kampung Kidul Pasar saat ini tengah berupaya untuk mengubah diri menjadi kampung tematik. Kampung tematik merupakan area perkampungan yang memiliki konsep tersendiri dalam upaya memelihara wilayah perkampungan padat penduduk.

Kampung tematik, juga bisa menggerakkan sektor perekonomian warga sekitar karena konsep unik yang dihadirkan di wilayah perkampungan tersebut mampu menarik wisatawan untuk berkunjung.

Di wilayah Kota Malang, terdapat puluhan kampung tematik yang tersebar di berbagai wilayah. Salah satu wilayah perkampungan kumuh yang berhasil mengubah diri menjadi destinasi wisata unggulan Kota Malang adalah Kampung Warna-Warni Jodipan.

Kampung Warna-Warni Jodipan saat ini menjadi destinasi wisata yang bukan hanya dikenal di wilayah Kota Malang saja.

Akan tetapi, dengan bantuan dari peranan sosial media, para wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang, akan menyempatkan diri untuk mampir ke kampung yang terletak di pinggiran Sungai Brantas tersebut.

Sementara Kampung Kidul Pasar, juga memiliki konsep yang cukup unik. Perkampungan tersebut, akan mengusung tema SIP yakni Santri, Intelektual, dan Patriotik. Pada 2019, Akhmad akan fokus pada pengembangan konsep kampung tematik tersebut.

"Pada 2019, saya akan fokus pada kampung tematik. Karena itu merupakan program besar," ujar Akhmad.


Keunikan sebagai Kampung Santri, berawal dari adanya keberadaan para santri yang ada di wilayah Kidul Pasar. Banyak ulama yang tinggal di wilayah Kampung Kidul Pasar dengan pusat pembinaan berada di Masjid Noor Kidul Pasar.

Sementara julukan Kampung Intelektual, dikarenakan wilayah perkampungan tersebut dikelilingi dengan berbagai lembaga pendidikan. Sehingga, hampir sebagian besar penduduknya mengenyam bangku pendidikan formal selain pendidikan informal.

Dan yang terakhir, Kampung Patriotik, memang layak disandang Kampung Kidul Pasar karena ada 15 tokoh pejuang yang tergabung dalam Laskar Hizbullah atau Sabilillah, dan Tentara Republik Indonesia Pelajara (TRIP) dan memberikan kontribusi dalam upaya merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Akhmad yang menjadi "lakon" atau pemeran utama penggerak di Kampung Kidul Pasar tersebut mengharap setiap perubahan yang dilakukannya selama menjadi Ketua RW 7 Kelurahan Sukoharjo, bisa dilanjutkan oleh gerasi berikutnya.

Keberlanjutan pembenahan itu, pada akhirnya akan membawa dampak baik bukan hanya di lingkungan sekitar, namun juga menular di area perkampungan lain yang terinspirasi sosok Akhmad, atau lakon-lakon lokal lainnya.*
 


Pewarta : Vicki Febrianto
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024