Padang (ANTARA) - Sebanyak enam negara mengikuti ajang Padang Internasional Dragon Boat 2019 di Aliran Banjir Kanal, Komplek Gelanggang Olah Raga (GOR) Haji Agus Salim Padang, Sumatera Barat.
"Keenam negara tersebut terdiri dari enam tim yakni dari negara Australia, Inggris, Singapura, Qatar, Filipina, dan Malaysia," kata Panitia Acara Festival Dragon Boat sebagai Liaison Officer Luar Negeri Syafri Marja Mausar, di Padang, Sabtu.
Keenam negara tersebut bertanding di kelas pertama 12 pendayung gabungan yang diikuti oleh tim dari Negara Filipina, Malaysia, Singapura, Qatar, dan Inggris.
Di kelas pertama 12 pendayung laki-laki diikuti oleh tim Onslaugh Racing Dragon dari Qatar, tim Kiyah Splash Dragon dari Singapura, tim Cebu Fireblades DBT dari Filipina, dari tim Manila Wave Paddler dari Filipina Iium Kuala Lumpur dari Malaysia.
"Selain itu di kelas pertama 22 pendayung gabungan terdapat dua tim dari negara Filipina dan Malaysia yang bertanding dengan tim yang berasal dari Indonesia," Ujar dia.
Kemudian semua tim dari keenam negara tersebut beserta Indonesia sebagai tuan rumah akan bertanding di kelas pertama antar bangsa 12 laki-laki.
"Dari kemarin masih menyelesaikan babak penyisihan, namun kelas pertama 12 pendayung putri dan kelas pertama 12 pendayung antar kesatuan TNI dan Polri sudah melewati babak final," sambung dia.
Ia juga mengatakan terkait babak final antar negara akan dilaksanakan hari ini hingga Minggu.
Selain itu salah seorang peserta Festival Internasional Dragon Boat dari tim Qatar Shil Raja mengatakan baru pertama kali mengikuti kegiatan festival tersebut di Padang.
"Sebelumnya saya pernah mengikuti festival mendayung di Filipina, Jepang dan Fransisco," Ujar dia.
Menurut peserta Festival lainnya yang berasal dari tim Singapura Michelle merasa kurang nyaman karena aliran Banjir kanal tidak bersih.
Terkait hal itu, Syafri mengakui kemarin festival sempat dihentikan karena terkendala oleh sampah yang tiba-tiba hanyut ke area festival.
"Sebelumnya sudah dibersihkan, namun kami juga bingung kenapa sampah tiba-tiba hanyut ke area, bahkan di bagian hulu kami sudah menghambat dengan jaring yang cukup besar, namun sampah masih bisa lolos," ujar dia.
"Keenam negara tersebut terdiri dari enam tim yakni dari negara Australia, Inggris, Singapura, Qatar, Filipina, dan Malaysia," kata Panitia Acara Festival Dragon Boat sebagai Liaison Officer Luar Negeri Syafri Marja Mausar, di Padang, Sabtu.
Keenam negara tersebut bertanding di kelas pertama 12 pendayung gabungan yang diikuti oleh tim dari Negara Filipina, Malaysia, Singapura, Qatar, dan Inggris.
Di kelas pertama 12 pendayung laki-laki diikuti oleh tim Onslaugh Racing Dragon dari Qatar, tim Kiyah Splash Dragon dari Singapura, tim Cebu Fireblades DBT dari Filipina, dari tim Manila Wave Paddler dari Filipina Iium Kuala Lumpur dari Malaysia.
"Selain itu di kelas pertama 22 pendayung gabungan terdapat dua tim dari negara Filipina dan Malaysia yang bertanding dengan tim yang berasal dari Indonesia," Ujar dia.
Kemudian semua tim dari keenam negara tersebut beserta Indonesia sebagai tuan rumah akan bertanding di kelas pertama antar bangsa 12 laki-laki.
"Dari kemarin masih menyelesaikan babak penyisihan, namun kelas pertama 12 pendayung putri dan kelas pertama 12 pendayung antar kesatuan TNI dan Polri sudah melewati babak final," sambung dia.
Ia juga mengatakan terkait babak final antar negara akan dilaksanakan hari ini hingga Minggu.
Selain itu salah seorang peserta Festival Internasional Dragon Boat dari tim Qatar Shil Raja mengatakan baru pertama kali mengikuti kegiatan festival tersebut di Padang.
"Sebelumnya saya pernah mengikuti festival mendayung di Filipina, Jepang dan Fransisco," Ujar dia.
Menurut peserta Festival lainnya yang berasal dari tim Singapura Michelle merasa kurang nyaman karena aliran Banjir kanal tidak bersih.
Terkait hal itu, Syafri mengakui kemarin festival sempat dihentikan karena terkendala oleh sampah yang tiba-tiba hanyut ke area festival.
"Sebelumnya sudah dibersihkan, namun kami juga bingung kenapa sampah tiba-tiba hanyut ke area, bahkan di bagian hulu kami sudah menghambat dengan jaring yang cukup besar, namun sampah masih bisa lolos," ujar dia.