Washington (ANTARA) - Tunangan wartawan Arab Saudi yang dibunuh Jamal Khashoggi pada Kamis (16/5) menyeru Kongres AS agar memimpin penyelidikan baru internasional mengenai pembunuhan tunangannya.
Hatice Cengiz melontarkan kecamanan terhadap sikap yang diambil Pemerintah Presiden AS Donald Trump mengenai pembunuhan Khashoggi, dan mengatakan kepada sub-komite Urusan Luar Negeri Majelis Permusyawaratan AS tidak cukup yang dilakukan untuk menyeret mereka yang bertanggung-jawab atas perbuatan itu.
Wanita tersebut mengatakan Trump memberitahu dia masalah itu "akan diselesaikan", tapi "tujuh, delapan bulan kemudian kami melihat tak ada apa-apa yang telah dilakukan dan itu sebabnya mengapa saya ada di sini hari ini".
Cengiz bertemu dengan Jamal Khashoggi dalam satu konferensi di Istanbul, Turki, pada 2018, dan setelah sejumlah interaksi, keduanya terhubung dan Khashoggi menyatakan ingin menikahi Cengiz, dengan rencana pindah ke Washington.
Semuanya berubah pada awal Oktober tahun lalu, ketika Jamal Khashoggi pergi ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk memperoleh dokumen yang akan memungkinkan dia menikahi Cengiz.
Segera setelah memasuki gedung Konsulat itu, ia kemudian dibunuh. Setelah memberikan serangkaian cerita yang berubah-ubah untuk menjelaskan apa yang terjadi, Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengakui Jamal Khashoiggi tewas di dalam Konsulat tapi menyalahkan peristiwa tersebut pada upaya penahanan yang gagal.
"Jamal memberitahu saya bahwa Washington adalah kota yang indah dan kami akan menjalani hidup yang indah," kata Cengiz, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.
Cengiz sebelumnya diundang ke Gedung Putih oleh Trump tahun lalu tapi menampik undangan itu, dan mengatakan, "Pada hari itu saya kira nilai AS, sistem nilai, akan membantu menyelesaikan ini."
"Bukan cuma Jamal yang dibunuh. Itu juga adalah apa yang kita bicarakan di sini. Nilai-nila yang diwakili Amerika Serikat --apakah mereka juga tidak dibunuh?" kata Cengiz.
Cerita resmi Arab Saudi telah diterima dengan keraguan internasional serta kecaman kuat dari anggota Parlemen AS mengenai kemungkinan bahwa pembunuhan Kashoggi mungkin telah dilakukan tanpa izin jelas dari Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin salman.
Tapi Trump dan pejabat seniornya telah membantah keterlibatan Pangeran Mohammed bin Salman dalam pembunuhan yang mengerikan itu.
Masyarakat intelijen Trump sendiri menetapkan dengan keyakinan kuat bahwa Pangeran Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sumber: Anadolu Agency
Hatice Cengiz melontarkan kecamanan terhadap sikap yang diambil Pemerintah Presiden AS Donald Trump mengenai pembunuhan Khashoggi, dan mengatakan kepada sub-komite Urusan Luar Negeri Majelis Permusyawaratan AS tidak cukup yang dilakukan untuk menyeret mereka yang bertanggung-jawab atas perbuatan itu.
Wanita tersebut mengatakan Trump memberitahu dia masalah itu "akan diselesaikan", tapi "tujuh, delapan bulan kemudian kami melihat tak ada apa-apa yang telah dilakukan dan itu sebabnya mengapa saya ada di sini hari ini".
Cengiz bertemu dengan Jamal Khashoggi dalam satu konferensi di Istanbul, Turki, pada 2018, dan setelah sejumlah interaksi, keduanya terhubung dan Khashoggi menyatakan ingin menikahi Cengiz, dengan rencana pindah ke Washington.
Semuanya berubah pada awal Oktober tahun lalu, ketika Jamal Khashoggi pergi ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk memperoleh dokumen yang akan memungkinkan dia menikahi Cengiz.
Segera setelah memasuki gedung Konsulat itu, ia kemudian dibunuh. Setelah memberikan serangkaian cerita yang berubah-ubah untuk menjelaskan apa yang terjadi, Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengakui Jamal Khashoiggi tewas di dalam Konsulat tapi menyalahkan peristiwa tersebut pada upaya penahanan yang gagal.
"Jamal memberitahu saya bahwa Washington adalah kota yang indah dan kami akan menjalani hidup yang indah," kata Cengiz, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.
Cengiz sebelumnya diundang ke Gedung Putih oleh Trump tahun lalu tapi menampik undangan itu, dan mengatakan, "Pada hari itu saya kira nilai AS, sistem nilai, akan membantu menyelesaikan ini."
"Bukan cuma Jamal yang dibunuh. Itu juga adalah apa yang kita bicarakan di sini. Nilai-nila yang diwakili Amerika Serikat --apakah mereka juga tidak dibunuh?" kata Cengiz.
Cerita resmi Arab Saudi telah diterima dengan keraguan internasional serta kecaman kuat dari anggota Parlemen AS mengenai kemungkinan bahwa pembunuhan Kashoggi mungkin telah dilakukan tanpa izin jelas dari Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin salman.
Tapi Trump dan pejabat seniornya telah membantah keterlibatan Pangeran Mohammed bin Salman dalam pembunuhan yang mengerikan itu.
Masyarakat intelijen Trump sendiri menetapkan dengan keyakinan kuat bahwa Pangeran Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sumber: Anadolu Agency