Jakarta, (Lampung.Antaranews.com) - Nama Eko Yuli Irawan nyaris hilang dari daftar atlet yang diandalkan untuk menyumbang medali emas bagi Indonesia pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang Agusuts mendatang.

 Bukan lantaran prestasinya yang dinilai menurun, cedera atau masalah teknis lainnya di cabang angkat besi ini. Namun karena nomor spesialisnya, 62 kilogram putra sempat dicoret oleh Federasi Angkat Besi Asia sebagai nomor yang dipertandingkan pada Asian Games 2018.

Padahal di nomor inilah Eko Yuli, atlet kelahiran Metro, Lampung 24 Juli 1989 ini telah mencatat sejumlah prestasi di tingkat internasional.

Pada ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Eko mempersembahkan medali perak bagi Indonesia. Meski hanya perak, namun ia menunjukkan sebagai lifter terbaik untuk kawasan Asia. Ketika itu medali emas diraih oleh lifter Kolombia, sedangkan lifter Asia sulit untuk menyaingi Eko di kelas ini.

Sebelumnya pada Olimpiade London 2012, anak pasangan Saman dan Wastiah ini meraih medali perunggu. Demikian juga pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Eko lagi-lagi meraih perunggu.

Namun setelah melalui diplomasi yang dilakukan INASGOC, Kemenpora, PB PABBSI dan sejumlah pemangku kepentingan olahraga Indonesia, akhirnya pada bulan Maret lalu kelas 62 kilogram tersebut tidak jadi dihapus, dan muncul kembali harapan medali Indonesia melalui Eko Yuli.

Eko sendiri sejak kabar kurang sedap soal penghapusan kelas 62 kg Februari lalu, tetap menunjukkan ketegaran sebagai atlet yang sudah matang dan berpengalaman.

Tidak terlihat rasa kecewa berlebihan yang mempengaruhi tekadnya untuk meraih prestasi terbaik bagi Indonesia di Asian Games. "Saya tetap fokus di kelas 62 kilogram ini, saya masih berpikir positif kelas ini dipertandingkan," kata Eko beberapa waktu lalu, ketika proses diplomasi untuk mengembalikan kelas 62 kg sedang berlangsung.

Kematangan dan ketegaran atlet yang bulan Juli nanti genap 29 tahun itu juga diakui Sekretaris Jenderal Kuntadi Djajalana. Menurut dia, meskipun baru kembali berlatih setelah harus istirahat karena sakit, mental Eko tidak terlihat turun karena kabar tersebut.

Meskipun demikan PB PABBSI tetap terus mengawal kondisi psikologis Eko agar tetap fokus dalam pelatnas untuk Asian Games.

 Kini dengan sudah ada kepastian kelas 62 kilogram bakal dipertandingkan, Eko bisa lebih fokus lagi untuk target medali emas di Asian Games 2018.

 Angkat besi menjadi salah satu cabang yang diharapkan mampu memberi kontribusi bagi Indonesia selaku tuan rumah pada pesta olahraga se-Asia tersebut.

Selain Eko di kelas 62 kg, dalam pelatnas Angkat besi Asian Games Indoensia ini juga terdapat Surahmat (kelas 56kg), Purkon (56kg), Denny (69kg), Triyatno (69kg), dan I Ketut Ariyana (77kg).

Sedangkan pada kelompok putri ada Sri Wahyuni (48kg), Sarah Anggraeni (53kg), Dewi Syahfitri (53kg), Accedya Jagadhita (58kg), dan Nurul Akmal (75kg).

Baca juga: PABBSI pilih pelatnas ke Pringsewu daripada ke Jepang

Pewarta : Teguh Handoko
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024