Jakarta (Antaranews Lampung) - Psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jane Cindy menyarankan orang tua untuk tidak memberikan gawai atau "gadget" kepada anak di bawah usia dua tahun.
"Idealnya seperti itu. Namun, bukan berarti anak di atas tiga tahun bisa dibebaskan menggunakan 'gadget'," kata Cindy dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Cindy, anak-anak pada masa usia perkembangan, yaitu hingga usia delapan tahun, seharusnya diarahkan untuk melakukan permainan konvensional yang merangsang tumbuh kembang anak.
Dari pada bermain menggunakan gawai, lebih baik anak melakukan permainan yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus.
Permainan yang melibatkan motorik kasar antara lain berlari dan melompat, sedangkan permainan yang melibatkan motorik halus antara lain menggambar, mewarnai dan memasukkan koin ke dalam celengan.
"Permainan-permainan itu sangat berguna untuk menstimulasi perkembangan motorik anak," ujarnya.
Selain permainan yang melibatkan sensor motorik, Cindy juga menyarankan orang tua agar bermain dengan anak yang melatih persepsi visual spasial, fungsi sensori dan koordinasi visual motorik.
Permainan yang melatih persepsi visual spasial seperti "puzzle" atau balok susun, sedangkan permainan yang dapat melatih fungsi sensori seperti bermain dengan tekstur pasir, cat air dan busa.
Beberapa olah raga permainan juga bisa melatih koordinasi visual motorik seperti lempar tangkap bola, bulu tangkis, dan basket.
"Idealnya seperti itu. Namun, bukan berarti anak di atas tiga tahun bisa dibebaskan menggunakan 'gadget'," kata Cindy dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Cindy, anak-anak pada masa usia perkembangan, yaitu hingga usia delapan tahun, seharusnya diarahkan untuk melakukan permainan konvensional yang merangsang tumbuh kembang anak.
Dari pada bermain menggunakan gawai, lebih baik anak melakukan permainan yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus.
Permainan yang melibatkan motorik kasar antara lain berlari dan melompat, sedangkan permainan yang melibatkan motorik halus antara lain menggambar, mewarnai dan memasukkan koin ke dalam celengan.
"Permainan-permainan itu sangat berguna untuk menstimulasi perkembangan motorik anak," ujarnya.
Selain permainan yang melibatkan sensor motorik, Cindy juga menyarankan orang tua agar bermain dengan anak yang melatih persepsi visual spasial, fungsi sensori dan koordinasi visual motorik.
Permainan yang melatih persepsi visual spasial seperti "puzzle" atau balok susun, sedangkan permainan yang dapat melatih fungsi sensori seperti bermain dengan tekstur pasir, cat air dan busa.
Beberapa olah raga permainan juga bisa melatih koordinasi visual motorik seperti lempar tangkap bola, bulu tangkis, dan basket.