Beirut (Antara/Reuters) - Tentara Suriah bertekad untuk mengakhiri segala bentuk kehadiran Amerika Serikat di negara tersebut, kata televisi pemerintah pada Senin, mengutip sumber resmi di kementerian luar negeri.
        
Koalisi yang dipimpin Amerika Serikat bekerja dengan milisi Suriah untuk membentuk pasukan perbatasan baru yang terdiri dari 30.000 personel. Langkah tersebut juga meningkatkan kemarahan Turki atas dukungan Amerika Serikat untuk pasukan yang didominasi Kurdi di Suriah.
        
Kementerian luar negeri Suriah mengecam pasukan perbatasan yang didukung Amerika Serikat sebagai "serangan terang-terangan" atas kedaulatannya, menurut media pemerintah.
        
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki pada Minggu (14/1) sebagaimana dikutip dari Xinhua, menyatakan tindakan Amerika Serikat untuk membentuk pasukan pemantau perbatasan di Suriah Utara adalah "keputusan sepihak".
        
Di dalam satu pernyataan tertulis, Kementerian tersebut mengatakan tidak jelas dengan anggota koalisi mana AS berkonsultasi dan mengambil keputusan untuk membentuk pasukan semacam itu.
         
"Turki bertekad menghapuskan setiap ancaman yang ditimbulkan terhadap wilayahnya," kata kementerian itu.
        
Turki memandang YPG sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dilarang.
        
"Gagasan semacam itu yang membahayakan keamanan nasional kami dan integritas wilayah Suriah dengan melanjutkan kerja sama dengan PYD/YPG, yang bertentangan dengan komitmen dan pernyataan Amerika Serikat tak pernah diterima," kata kementerian tersebut.
        
Pada 22 Desember 2017, Panglima Komando Sentral AS Jenderal Joseph votel mengumumkan mereka akan membentuk pasukan perbatasan di Suriah.
        
Sebanyak 400 gerilyawan "yang dilatih oleh AS sebagai penjaga perbatasan" akan membentuk apa yang mereka namakan "Tentara Utara" di Suriah, demikian laporan media Turki.

Penerjemah :GNC Aryani  
 

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024