Jakarta (ANTARA LAMPUNG) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan sebanyak 19 orang meninggal akibat siklon tropis Cempaka yang melanda bagian selatan Pulau Jawa.
Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di Jakarta, Rabu, mengatakan dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor, dan puting beliung di wilayah Jawa.
"Dampak bencana banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Dari 19 orang meninggal dunia tersebut empat orang adalah korban banjir dan 15 orang korban longsor," kata dia.
Dia mengatakan sebanyak 19 tewas itu terdiri atas 11 orang di Pacitan, 3 di Kota Yogyakarta, 1 di Bantul, 1 di Gunung Kidul, 2 di Wonogiri, dan 1 orang di Wonosobo.
Banjir, kata dia, masih merendam di beberapa tempat seperti di Pacitan, Magetan, Wonogiri, Klaten, dan lainnya.
Dia mengatakan pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan masih dilakukan. Beberapa daerah di Pacitan masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor.
"Bupati Pacitan telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor. Kebutuhan mendesak adalah perahu karet, alat berat, makanan siap saji, selimut, peralatan kebersihan lingkungan dan sebagainya," kata dia.
Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo, lanjut dia, adalah daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka.
Sutopo mengatakan di Wonogiri banjir meluas di 18 kecamatan. Terdapat 68 lokasi bencana banjir dan longsor yang menewaskan korban longsor.
Sementara itu, bencana di Yogyakarta yaitu banjir di 84 titik, sedangkan longsor di 93 titik dan puting beliung di 116 titik.
"Penanganan darurat terus dilakukan. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, NGO, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. BNPB terus hadir mendampingi BPBD," kata dia.
Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di Jakarta, Rabu, mengatakan dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor, dan puting beliung di wilayah Jawa.
"Dampak bencana banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Dari 19 orang meninggal dunia tersebut empat orang adalah korban banjir dan 15 orang korban longsor," kata dia.
Dia mengatakan sebanyak 19 tewas itu terdiri atas 11 orang di Pacitan, 3 di Kota Yogyakarta, 1 di Bantul, 1 di Gunung Kidul, 2 di Wonogiri, dan 1 orang di Wonosobo.
Banjir, kata dia, masih merendam di beberapa tempat seperti di Pacitan, Magetan, Wonogiri, Klaten, dan lainnya.
Dia mengatakan pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan masih dilakukan. Beberapa daerah di Pacitan masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor.
"Bupati Pacitan telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor. Kebutuhan mendesak adalah perahu karet, alat berat, makanan siap saji, selimut, peralatan kebersihan lingkungan dan sebagainya," kata dia.
Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo, lanjut dia, adalah daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka.
Sutopo mengatakan di Wonogiri banjir meluas di 18 kecamatan. Terdapat 68 lokasi bencana banjir dan longsor yang menewaskan korban longsor.
Sementara itu, bencana di Yogyakarta yaitu banjir di 84 titik, sedangkan longsor di 93 titik dan puting beliung di 116 titik.
"Penanganan darurat terus dilakukan. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, NGO, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. BNPB terus hadir mendampingi BPBD," kata dia.