Jakarta (Antara Lampung) - Petinju legendaris Indonesia, Ellyas Pical harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung sehingga harus mendapatkan penanganan yang cepat oleh kalangan medis.


"Memang benar, Ellyas Pical masuk rumah sakit karena serangan jatung. Saya juga sudah menjenguk saat masih ditangani di salah satu rumah di Serpong, Tangerang," kata Kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP ITKON) Edi Nurinda di Jakarta, Jumat.


Menurut dia, saat dijenguk kondisi Ellyas Pical sadar dan masih bisa diajak komunikasi, namun dalam kondisi lemah. Melihat kondisi yang ada, pihaknya menilai legenda tinju Indonesia itu harus secepatnya mendapatkan penanganan yang serius.


Informasi yang didapat, Elly mulai merasakan keluhan sejak Selasa (14/2). Namun, baru dibawah ke rumah sakit dua hari kemudian. Selama di rumah sakit di kawasan Serpong, Elly memang langsung mendapatkan perawatan.


"Tapi atas inisiatif keluarga, perawatan Elly dipindah ke rumah sakit Harapan Kita. Sekitar pukul 13.00 WIB tadi sudah dipindahkan," kata mantan manajer timnas U-23.


Edi berharap penanganan salah satu atlet terbaik yang dimiliki Indonesia ini bisa dilakukan secara cepat mengingat penyakit yang diderita oleh petinju asal Saparua memiliki resiko yang tinggi.


Saat ini pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan semua pihak termasuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dimana mantan petinju nasional yang telah mengharumkan nama bangsa dikancah internasional itu mengambdi.


"Komunikasi dengan dokter di KONI juga terus kami lakukan. Bahkan sudah ada yang langsung ke rumah sakit Harapan Kita. Yang jelas, Elly saat ini sudah dalam penanganan," kata Edi menjelaskan.


Ellyas Pical merupakan petinju asal Indonesia yang mampu meraih predikat juara dunia IBF kelas bantam yunior pasa 1985. Gelar ini diraih saat mengalahkan petinju asal Korea, Chun Ju-do. Gelar juara dunianya terlepas dua tahun kemudian setelah kalah dari petinju, Thailand Khaosai Galaxy.

Antara





Pewarta : Bayu Kuncahyo
Editor :
Copyright © ANTARA 2024