Jakarta (ANTARA Lampung) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong akan berupaya untuk membenahi promosi kopi asal dalam negeri dengan lebih mengedepankan dan memperkenalkan Indonesia sebagai salah penghasil kopi kualitas tinggi di dunia.
"Kami memang mencoba untuk membenahi 'branding' dan 'marketing' kopi Indonesia. Berdasarkan pengamatan Kementerian Perdagangan, kopi kita biasanya dipasarkan sebagai kopi Sumatera, Sulawesi, Toraja, Bali dan lainnya, namun tidak ada Indonesia-nya," kata Thomas, dalam jumpa pers "Celebrating Indonesia as Portrait Country SCAA 2016" di Jakarta, Jumat.
Thomas mengatakan, saat ini pihaknya tengah menghimbau kepada pelaku usaha khususnya eksportir kopi asal Indonesia untuk memasarkan kopi Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian diperkenalkan wilayah penghasil kopi-kopi berkualitas tersebut.
"Jadi kita mau mengedepankan Indonesia terlebih dahulu, itu penting untuk 'nation branding'," kata Thomas.
Thomas menjelaskan, komoditas kopi asal Indonesia merupakan salah satu produk andalan untuk ekspor. Pada tahun 2015 lalu, tercatat, ekspor kopi Indonesia ke dunia mencapai 1,19 miliar dolar Amerika Serikat atau mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya sebesar 15 persen.
"Ekspor kopi kita meningkat disaat ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar 14 persen. Namun memang haru lebih diorganisir dengan baik, meliputi marketing, branding, dan promosi. Saya kira keikutsertaan Indonesia pada SCAA adalah salah satu upaya penting untuk memperbaiki branding kita di pasar internasional," ujar Thomas.
Kurang lebih sebanyak 17 jenis specialty coffee Indonesia siap dipamerkan pada ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS) pada 14-17 April 2016 mendatang. Kopi-kopi tersebut terpilih sebagai specialty coffee terbaik dari seluruh daerah penghasil kopi Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Dalam acara prestisius ini, Indonesia dinobatkan sebagai portrait country (PC).
Berdasarkan data yang dilansir UN Comtrade, pada 2014, Amerika Serikat mengimpor kopi dari dunia mencapai 5,88 miliar dolar AS atau setara 19,10 persen dari total impor dunia. Nilai tersebut meningkat 10,48 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, sebesar 81,23 persen merupakan kopi biji tidak digongseng tidak dihilangkan kafeinnya, 10,15 persen merupakan biji kopi digongseng, dan 7,66 persen kopi biji tidak digongseng tanpa kafein.
Pada 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia tercatat 1,19 miliar dolar AS atau meningkat 15,21 persen jika dibanding periode yang sama pada 2014. Dari nilai tersebut, Amerika masih tetap menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan nilai 281,15 juta dolar AS dengan pangsa pasar mencapai 23,47 persen. (Ant)
"Kami memang mencoba untuk membenahi 'branding' dan 'marketing' kopi Indonesia. Berdasarkan pengamatan Kementerian Perdagangan, kopi kita biasanya dipasarkan sebagai kopi Sumatera, Sulawesi, Toraja, Bali dan lainnya, namun tidak ada Indonesia-nya," kata Thomas, dalam jumpa pers "Celebrating Indonesia as Portrait Country SCAA 2016" di Jakarta, Jumat.
Thomas mengatakan, saat ini pihaknya tengah menghimbau kepada pelaku usaha khususnya eksportir kopi asal Indonesia untuk memasarkan kopi Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian diperkenalkan wilayah penghasil kopi-kopi berkualitas tersebut.
"Jadi kita mau mengedepankan Indonesia terlebih dahulu, itu penting untuk 'nation branding'," kata Thomas.
Thomas menjelaskan, komoditas kopi asal Indonesia merupakan salah satu produk andalan untuk ekspor. Pada tahun 2015 lalu, tercatat, ekspor kopi Indonesia ke dunia mencapai 1,19 miliar dolar Amerika Serikat atau mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya sebesar 15 persen.
"Ekspor kopi kita meningkat disaat ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar 14 persen. Namun memang haru lebih diorganisir dengan baik, meliputi marketing, branding, dan promosi. Saya kira keikutsertaan Indonesia pada SCAA adalah salah satu upaya penting untuk memperbaiki branding kita di pasar internasional," ujar Thomas.
Kurang lebih sebanyak 17 jenis specialty coffee Indonesia siap dipamerkan pada ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS) pada 14-17 April 2016 mendatang. Kopi-kopi tersebut terpilih sebagai specialty coffee terbaik dari seluruh daerah penghasil kopi Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Dalam acara prestisius ini, Indonesia dinobatkan sebagai portrait country (PC).
Berdasarkan data yang dilansir UN Comtrade, pada 2014, Amerika Serikat mengimpor kopi dari dunia mencapai 5,88 miliar dolar AS atau setara 19,10 persen dari total impor dunia. Nilai tersebut meningkat 10,48 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, sebesar 81,23 persen merupakan kopi biji tidak digongseng tidak dihilangkan kafeinnya, 10,15 persen merupakan biji kopi digongseng, dan 7,66 persen kopi biji tidak digongseng tanpa kafein.
Pada 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia tercatat 1,19 miliar dolar AS atau meningkat 15,21 persen jika dibanding periode yang sama pada 2014. Dari nilai tersebut, Amerika masih tetap menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan nilai 281,15 juta dolar AS dengan pangsa pasar mencapai 23,47 persen. (Ant)