Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren Provinsi Lampung, Ismail Zulkarnain, meminta aparat kepolisian untuk menangkap pimpinan Gerakan Fajar Nusantara, karena diduga telah melakukan penistaan agama.
"Undang-undangnya `kan sudah jelas, jadi pemimpinnya itulah yang harus ditangkap, sehingga tidak menimbulkan korban lebih banyak lagi," kata dia, saat menghadiri pemulangan anggota eks Gafatar, di Wisma Haji Lungsir Bandarlampung, Kamis.
Menurut dia, korbannya sudah banyak, bahkan pimpinannya itu menyatakan bukan lagi beragama yang sah dan diakui di Indonesia.
"Seperti halnya Lia Eden atau lainnya, pemimpin Gafatar ini mengajak orang-orang yang memang tidak begitu paham dengan agama untuk menjadi pengikutnya, sehingga mereka mudah untuk dipengaruhi atau dicuci otaknya," kata dia.
Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhus Solihin Lampung itu menambahkan, para pemimpin Gafatar itulah yang harus ditangani segera, sehingga tidak muncul lagi kejadian serupa dengan masyarakat yang menjadi korbannya.
Terkait Nirma Thano, salah seorang warga Bandarlampung yang dinyatakan hilang menjadi pengikut Gafatar, Ismail menyatakan bahwa yang bersangkutan bersama istri dan anaknya bukan ke Kalimantan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
"Dia (Nirma Thano, Red) sedang mengajukan pindah tugas ke Kalimantan, dan surat pindahnya juga sudah ada," kata dia lagi.
Namun, ia melanjutkan, saat pendataan warga yang baru pindah Nirma dan keluarganya dikategorikan sebagai eks anggota Gafatar asal Lampung. Bahkan, kendaraan pribadi yang dibawa dari Lampung masih tertinggal di sana.
Bagi para mantan anggota Gafatar lainnya, pimpinan pesantren ini mengaku siap menerima, sehingga bisa dibina kembali. "Mereka itu hanya korban saja, sehingga harus dibina agar tidak meresahkan masyarakat lagi," ujarnya.
Ayah mertua Nirma Thano, Syaiful Husin, membenarkan bahwa menantunya ternyata sedang mengajukan pindah ke Kalimantan.
"Saya baru tahu kalau anak saya itu sedang mengajukan pindah tugas ke Kalimantan," kata dia.
Untuk sementara, ia melanjutkan, pihaknya mengungsikan keluarga Nirma ke tempat kerabatnya di Lampung Selatan.
"Biar tidak tertekan, jadi kami tempatkan di salah satu rumah keluarga di Lampung Selatan," ujar dia.
Berdasarkan data, sebanyak 11 orang yang diduga mantan anggota Gafatar telah tiba di Lampung sekitar pukul 05.30 WIB, dan secara bertahap langsung dipulangkan ke daerah asal masing-masing. (Ant)
"Undang-undangnya `kan sudah jelas, jadi pemimpinnya itulah yang harus ditangkap, sehingga tidak menimbulkan korban lebih banyak lagi," kata dia, saat menghadiri pemulangan anggota eks Gafatar, di Wisma Haji Lungsir Bandarlampung, Kamis.
Menurut dia, korbannya sudah banyak, bahkan pimpinannya itu menyatakan bukan lagi beragama yang sah dan diakui di Indonesia.
"Seperti halnya Lia Eden atau lainnya, pemimpin Gafatar ini mengajak orang-orang yang memang tidak begitu paham dengan agama untuk menjadi pengikutnya, sehingga mereka mudah untuk dipengaruhi atau dicuci otaknya," kata dia.
Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhus Solihin Lampung itu menambahkan, para pemimpin Gafatar itulah yang harus ditangani segera, sehingga tidak muncul lagi kejadian serupa dengan masyarakat yang menjadi korbannya.
Terkait Nirma Thano, salah seorang warga Bandarlampung yang dinyatakan hilang menjadi pengikut Gafatar, Ismail menyatakan bahwa yang bersangkutan bersama istri dan anaknya bukan ke Kalimantan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
"Dia (Nirma Thano, Red) sedang mengajukan pindah tugas ke Kalimantan, dan surat pindahnya juga sudah ada," kata dia lagi.
Namun, ia melanjutkan, saat pendataan warga yang baru pindah Nirma dan keluarganya dikategorikan sebagai eks anggota Gafatar asal Lampung. Bahkan, kendaraan pribadi yang dibawa dari Lampung masih tertinggal di sana.
Bagi para mantan anggota Gafatar lainnya, pimpinan pesantren ini mengaku siap menerima, sehingga bisa dibina kembali. "Mereka itu hanya korban saja, sehingga harus dibina agar tidak meresahkan masyarakat lagi," ujarnya.
Ayah mertua Nirma Thano, Syaiful Husin, membenarkan bahwa menantunya ternyata sedang mengajukan pindah ke Kalimantan.
"Saya baru tahu kalau anak saya itu sedang mengajukan pindah tugas ke Kalimantan," kata dia.
Untuk sementara, ia melanjutkan, pihaknya mengungsikan keluarga Nirma ke tempat kerabatnya di Lampung Selatan.
"Biar tidak tertekan, jadi kami tempatkan di salah satu rumah keluarga di Lampung Selatan," ujar dia.
Berdasarkan data, sebanyak 11 orang yang diduga mantan anggota Gafatar telah tiba di Lampung sekitar pukul 05.30 WIB, dan secara bertahap langsung dipulangkan ke daerah asal masing-masing. (Ant)