Jakarta (ANTARA Lampung) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan bahwa dirinya merasa lebih optimistis tentang perekonomian pada 2016 jika dibandingkan dengan 2015 lalu yang didorong dengan membaiknya perekonomian global.

"Pada 2015 saya menolak untuk optimis, karena begitu banyak tantangan dan kondisi global tidak kondusif. pada 2015 saya sangat waspada dan prihatin sementara di 2016 akhirnya saya lebih optimis, menurut saya kita sudah melewati banyak tantangan," kata Thomas, di Jakarta, Rabu.

Thomas mengatakan, kondisi pada 2016 khususnya untuk pemerintah sudah lebih banyak konsolidasi dan perkembangan yang cukup baik. Selain itu juga membaiknya kondisi global seperti mulai pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan Eropa.

"Meskipun saat ini Tiongkok masih ada tantangan, saya semakin yakin bahwa mereka bisa mengatasinya. Saya yakin bahwa 2016 memang lebih optimis," kata Thomas.

Thomas menjelaskan, dalam kondisi apapun sebenarnya bisa dilihat sebagai peluang, salah satunya adalah lesunya harga-harga komoditas maka para pelaku usaha bisa melakukan perubahan model bisnis untuk bisa menangkap peluang yang ada.

"Kita harus berubah model bisnis untuk bisa memanfaatkan, jadi jangan mengeluh dan pasif. Tapi kita harus lebih giat, gesit dan kondisi semakin stabil. Kita harus bisa memanfaatkan tren yang ada," kata Thomas.

Menurut Thomas yang kerap disapa Tom tersebut, meskipun kondisi terlihat sedikit memberatkan namun jika kita semakin giat untuk membuka diri kepada dunia internasional untuk menjalin hubungan dagang, membina dan menggarap potensi yang ada maka peluang akan semakin terbuka.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat pada November 2015 mencapai angka terbesar yaitu 1,16 miliar dolar AS, disusul Tiongkok 1,02 miliar dolar AS dan Jepang 0,99 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,07 persen.

Secara keseluruhan nilai ekspor pada periode Januari hingga November 2015 mencapai 138,42 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 14,32 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 161,5 miliar dolar AS.

Sementara pada periode yang sama, neraca perdagangan Indonesia mengantongi surplus sebesar 7,81 miliar dolar AS sementara di periode yang sama tahun 2014 lalu mengalami defisit sebesar 1,65 miliar dolar AS. (Ant)
 

Pewarta : Vicki Febrianto
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024