Pelesiran ke pantai, gunung, laut, hutan, atau pusat kota yang lengkap dengan mall modern; rasanya sudah sangat biasa. Pun dengan wisata edukasi ke situs sejarah dan budaya populer di suatu negara.

Kali ini, bagaimana kalau kita singgah ke sebuah tempat menarik? Tempat ini mungkin bukan destinasi wisata populer, namun dia memiliki keunikan yang perlu kita saksikan dengan mata kepala sendiri.

Tawau adalah namanya. Inilah kota terbesar ketiga di Sabah setelah Kota Kinabalu dan Kota Sandakan. Yang menjadikannya unik adalah posisinya berbatasan darat dengan Kabupaten Nunukan yang merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Utara. Bahkan, pasar tradisional di Tawau malah kerap dikunjungi warga Nunukan karena konon harganya lebih murah.

Tawau yang terletak di daerah pinggiran pesisir Malaysia ini menjadi pintu keluar dan masuk dari dan ke Malaysia bagi penduduk Kalimantan. Tawau juga menjadi titik keberangkatan ke tiga pulau populer - Mabul, Sipadan, dan Pakalai.

Untuk bisa singgah di Tawau, Anda perlu naik pesawat sekira 3 jam dari Kuala Lumpur. Singgahilah kota ini saat Anda berwisata di negeri jiran tersebut. Untuk terbang ke sana dengan pelayanan lebih premium, bisa bermodalkan tiket Malindo Air.

Jangan sampai masalah tiket membuat liburan Anda menjadi terganggu, Anda bisa memesan di situs seperti Traveloka dan Anda bisa menunjukkan E-ticket saat check in.

Jika dilihat, Tawau nampak cukup berbeda dengan kawasan Malaysia pada umumnya karena kehidupan masyarakat di kota ini masih tradisional. Suku mayoritasnya adalah keturunan Bugis yang migrasi dari Sulawesi Selatan ke Pantai Timur Kalimantan.

Bangunan rumah tradisional dari kayu dengan perempuan paruh baya menjadi pemandangan khas Tawau. Perempuan tersebut menggunakan pakaian tradisional sembari menjajakan makanan khas. Jika ingin tahu siapa orang kaya di kota perbatasan tersebut, coba lihat rumah dengan warna-warni elektik nan nyentrik.

Meski masih tradisional, namun begitu menuju lebih ke tengah kota, Anda akan menemukan Tawau yang sudah sangat maju dengan kehadiran supermarket. Bahkan Tawau bisa dikatakan termasuk salah satu kota yang termaju berkat kehadiran mall, lapangan golf, dan bandara sendiri.

Di sini juga sudah ada hotel bintang 4 Promade. Ada pula Jalan Dunlop yang terkenal dengan ruko kayu jaman pasca Perang Dunia II. Jika dibandingkan dengan tetangganya – Pulau Sebatik, Tawau memang terlihat sangat berkembang.

Dari segi pariwisata Tawau tidak kalah dengan wisata Malaysia yang di sebelah Tawau, Tawau punya banyak pantai yang manis dengan kehidupan nelayan. Di sini juga ada museum dan pabrik coklat dengan tingkat produksi salah satu yang terbesar se-Asia Tenggara.

The Teck Guan Cocoa Museum adalah museum coklat yang dimaksud. Museum ini dikelola perusahaan swasta dari Tanjung Batu Laut. Museum mini ini berada di dalam pabrik perusahaan tersebut. Untuk masuk kesini, kita harus berkelompok dan melakukan registrasi dengan biaya 10 ringgit per orang.

Di sini, Anda bisa melihat proses pengolahan coklat dari buah di pohon hingga produk jadi. Anda juga akan diajak tur keliling pabrik hingga ke perkebunan di Quoin Hill. Tur juga dengan senang hati memperlihatkan showroom di lantai dasar museum yang berisi banyak sekali buah coklat dan varian produk dari bahan kakao.

Dalam tur museum tersebut, terdapat video presentasi sepanjang 20 menit. Video tersebut berisi napak tilas pabrik. Dari museum ini jugalah Anda bisa belajar sejarah kakao dan memperkaya pengetahuan tentang makanan kesukaan hampir semua orang di dunia tersebut.

Jam operasional The Teck Guan Cocoa Museum setiap Senin-Jumat, pukul 08.00 - 16.30. Museum ini adalah destinasi utama yang harus Anda kunjungi ketika singgah di Tawau nanti.


Pewarta :
Editor : Pemasaran
Copyright © ANTARA 2024