Jakarta (ANTARA Lampung) - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memastikan kondisi keamanan di wilayah Aceh Singkil, Aceh, telah kondusif menyusul terjadi bentrok antarwarga pada Selasa (13/10).

"(Kondisi) sudah cukup aman. Pasukan (yang berjaga) sudah ditambah dari TNI dan Brimob Polda Aceh. Saya harapkan bisa diselesaikan karena ada kesepakatan yang harus dibangun bersama," kata Kapolri, di Jakarta, Jumat (16/10).

Sedangkan sejumlah warga yang mengungsi ke daerah lain pasca-kerusuhan, Badrodin mengatakan Pemda Aceh Singkil akan mengupayakan kembalinya warga pengungsi ke Aceh Singkil.

"Sudah ditangani pemda, secara bertahap (pengungsi) akan dikembalikan," katanya.

Hingga saat ini baru tiga orang yang sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Tiga orang yang berinisial S, N dan I itu diduga merupakan pelaku pembakaran rumah ibadah.

Sementara tujuh orang lainnya masih dalam pengejaran polisi.    

"Tiga tersangka, tujuh orang masih dikejar," ujarnya pula.

Sedangkan jumlah saksi yang dimintai keterangan dalam kasus tersebut hingga saat ini berjumlah 47 orang.

Kasus bentrok antarwarga yang menyebabkan satu orang tewas itu terjadi pada Selasa (13/10) siang.

Kasus ini berawal dari persoalan perizinan gereja. Sejumlah warga mendesak agar pemda membongkar puluhan gereja yang dinilai bermasalah karena tidak memiliki izin.

Kemudian pemda setempat dengan warga menyepakati bahwa pembongkaran 21 gereja yang tidak memiliki izin akan dilakukan pada Senin, 19 Oktober 2015.

Lalu ada sekelompok warga yang diduga tidak menyetujui hasil kesepakatan tersebut.

Sekelompok warga tersebut memobilisasi massa. Mereka berpencar dan sebagian menuju ke rumah ibadah GHKI di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah dan melakukan pembakaran.

Jumlah massa yang berjumlah 500-an orang membuat aparat keamanan yang berjaga kewalahan untuk mengamankan karena jumlah yang tidak seimbang.

Setelah itu, massa bergerak ke Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, dan terjadilah bentrok antara warga yang membakar gereja dengan warga yang menjaga gereja.

Peristiwa tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tujuh orang lainnya terluka.

Pewarta : Anita Permata Dewi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024