Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - Pemadaman listrik di Kota Bandarlampung, telah merugikan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena tidak semuanya memiliki cadangan genset.
"Pemadaman listrik yang sudah terjadi seminggu ini, sudah berdampak pada jalannya usaha saya," kata Kurniadi pengusaha laundry di Bandarlampung.
Dia mengatakan, seringnya pemadaman listrik membuat omzet menurun hingga 40 persen.
Selain anjloknya pendapatan, dirinya pun mengeluh karena pemadaman listrik membuat kinerja usahanya menjadi terhambat akibat banyak proses pekerjaan yang tertunda.
"Kami harap jangan sering-sering padam listrik. Kami ini sudah bayar mahal," katanya.
Hal senada disampaikan, pengusaha pembuatan es batu skala rumah tangga yang harus menanggung kerugian karena tidak bisa berproduksi.
Lala, pemilik warung yang menjual es batu di Kelurahan Way Kandis, Bandarlampung mengatakan esnya tidak ada yang menjadi batu atau mengeras karena pemadaman lampu sampai 10 jam lebih.
"Banyak pembeli yang batal, padahal biasanya bisa laku 20 biji per hari, tetapi karena listrik padam es tidak jadi," katanya.
Jika ini terus berlanjut hingga satu bulan ke depan, usaha seperti ini akan mati total sebab sangat membutuhkan listrik.
Sama halnya dengan pengusaha playstation yang menjadikan listrik sebagai kebutuhan dasar menjadi teraniaya.
"Sudah tiga hari warung game saya tutup akibat pemadaman listrik, jika dipaksa hidup ditakutkan alatnya mengalami kerusakan," kata Wanda warga Kelurahan Talang.
Dia mengatakan, penurunan pendapatan mencapai 50 persen karena sepi pengunjung, dalam sehari bisanya mendapatkan keuntungn Rp300 ribu kondisi seperti ini Rp150 ribu pun tidak sampai.
Ia melanjutkan, padahal dirinya selalu membayar listrik tepat waktu, akan tetapi karena tidak ada sikap profesional dari PLN usahanya hancur.
"Harusnya PLN bisa mengatasi masalah ini, sebab pemadaman bergilir sudah hampir terjadi setiap tahunnya," ujarnya. ***3***