Batam (ANTARA Lampung) - Ssebanyak 114 orang ibu hamil di Kota Batam Kepulauan Riau positif terinveksi HIV, sepanjang tahun 2014, demikian catatan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kepulauan Riau.
"Kebanyakan, ibu-ibu hamil yang tertular HIV itu adalah ibu rumah tangga biasa," kata anggota KPA Kepri Nasrum Siagian di Batam, Rabu.
Menurut dia, ibu hamil itu umumnya terpapar dari suaminya, yang memiliki aktivitas seksual bebas. Sepanjang 2014, KPA mencatat 489 orang terkena HIV di Batam, sebanyak 224 orang di antaranya perempuan, dan dari seluruh perempuan, 114 orang dalam kondisi hamil.
Dari seluruh kabupaten kota di Kepri, pengidap HIV terbanyak tinggal di Kota Batam.
Senada dengan Siagian, Ketua KPA Batam Peter P Pureklolong mengatakan umumnya ibu hamil dengan HIV adalah ibu rumah tangga biasa, yang setia pada suaminya.
"Sangat tidak pernah selingkuh, bukan orang yang masuk dalam kategori berisiko tinggi, tapi suaminya yang berisiko sehingga menularkan kepada isterinya," ungkap Peter.
KPA bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan beberapa rumah sakit berupaya untuk menangani ibu dengan HIV itu, agar bisa bertahan dan tidak menularkan virus yang menyerang daya tahan tubuh itu.
Peter mengatakan setiap rumah sakit di Batam memiliki program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. Dengan penanganan khusus, diharapkan anak yang dilahirkan tidak ikut terpapar virus.
"Program itu ada di setiap di rumah sakit, RSUD Embung Fatimah, Budi Kemuliaan, Elisabeth. Itu pencegahaan sudah berjalan lama, terutama di Budi Kemuliaan," tutur dia.
Berdasarkan pengalaman, dengan penanganan dari rumah sakit, lebih dari 50 persen bayi yang lahir dalam kondisi normal, tidak mengidap HIV. "Sebagian besar, 60 sampai 70 persen berhasil, anak lahir sedikit sedikit tertular," ucap dia.
Program itu tidak bisa berjalan 100 persen, karena banyak ibu hamil yang datang sudah dalam kondisi yang memprihatinkan, sehingga sulit untuk ditangani.
Ia mengatakan sejak beberapa tahun yang lalu, Kementerian Kesehatan mewajibkan seluruh ibu hamil mengikuti tes HIV, untuk mengantisipasi penularan dari ibu ke anak.
"Peraturan itu berlaku secara nasional. Makanya diketahui jumlah ibu hamil terkena HIV dengan tepat," ujarnya.
Perempuan harus dapat meyakinkan dirinya bahwa suaminya bersih dari segala virus, dan lelaki agar tidak melakukan kegiatan dengan risiko penularan HIV tinggi.(Ant)
"Kebanyakan, ibu-ibu hamil yang tertular HIV itu adalah ibu rumah tangga biasa," kata anggota KPA Kepri Nasrum Siagian di Batam, Rabu.
Menurut dia, ibu hamil itu umumnya terpapar dari suaminya, yang memiliki aktivitas seksual bebas. Sepanjang 2014, KPA mencatat 489 orang terkena HIV di Batam, sebanyak 224 orang di antaranya perempuan, dan dari seluruh perempuan, 114 orang dalam kondisi hamil.
Dari seluruh kabupaten kota di Kepri, pengidap HIV terbanyak tinggal di Kota Batam.
Senada dengan Siagian, Ketua KPA Batam Peter P Pureklolong mengatakan umumnya ibu hamil dengan HIV adalah ibu rumah tangga biasa, yang setia pada suaminya.
"Sangat tidak pernah selingkuh, bukan orang yang masuk dalam kategori berisiko tinggi, tapi suaminya yang berisiko sehingga menularkan kepada isterinya," ungkap Peter.
KPA bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan beberapa rumah sakit berupaya untuk menangani ibu dengan HIV itu, agar bisa bertahan dan tidak menularkan virus yang menyerang daya tahan tubuh itu.
Peter mengatakan setiap rumah sakit di Batam memiliki program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. Dengan penanganan khusus, diharapkan anak yang dilahirkan tidak ikut terpapar virus.
"Program itu ada di setiap di rumah sakit, RSUD Embung Fatimah, Budi Kemuliaan, Elisabeth. Itu pencegahaan sudah berjalan lama, terutama di Budi Kemuliaan," tutur dia.
Berdasarkan pengalaman, dengan penanganan dari rumah sakit, lebih dari 50 persen bayi yang lahir dalam kondisi normal, tidak mengidap HIV. "Sebagian besar, 60 sampai 70 persen berhasil, anak lahir sedikit sedikit tertular," ucap dia.
Program itu tidak bisa berjalan 100 persen, karena banyak ibu hamil yang datang sudah dalam kondisi yang memprihatinkan, sehingga sulit untuk ditangani.
Ia mengatakan sejak beberapa tahun yang lalu, Kementerian Kesehatan mewajibkan seluruh ibu hamil mengikuti tes HIV, untuk mengantisipasi penularan dari ibu ke anak.
"Peraturan itu berlaku secara nasional. Makanya diketahui jumlah ibu hamil terkena HIV dengan tepat," ujarnya.
Perempuan harus dapat meyakinkan dirinya bahwa suaminya bersih dari segala virus, dan lelaki agar tidak melakukan kegiatan dengan risiko penularan HIV tinggi.(Ant)