Ahmedabad (Antara/AFP) - Jutaan warga India khawatir kemenangan kelompok nasionalis Hindu yang dipimpin Narendra Modi akan memunculkan diskriminasi agama, intoleransi dan bahkan pertumpahan darah.
         
Namun sebagian di antara warga itu juga siap untuk memberi Modi kesempatan.
         
Partai konservatif garis keras Bharatiya Janata (BJP) memenangi pemilu sekaligus berhasil menyingkirkan partai sekuler kiri Congress dari kekuasaan.
         
Beberapa pengamat mengatakan bahwa kemenangan besar Modi, akan membuat dia menjalankan kebijakan keras terhadap kelompok relijius minoritas, terutama pemeluk Islam yang berjumlah 150 juta.
         
Di sisi lain, sebagaian yang lain berharap Modi dapat memenuhi janjinya untuk menciptakan lapangan kerja dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi yang mandeg. Reformasi ekonomi itu dinilai akan menguntungkan seluruh kelas, kasta dan agama, bukan hanya bagi mayoritas Hindu.
         
"Harapan saya kembali menyala. Saya meilhat hari-hari yang lebih baik di bawah kepemimpinan Modi," kata Abdul Salaam, seorang penjahit beragama Islam di Varanasi--kota suci Hindu yang ditinggali oleh banyak komunitas Muslim.
       
Congress, partai sekular nasionalis yang hampir selalu berkuasa di India pasca-kemerdekaan, kalah telak dalam pemilu. Mereka hanya mendapatkan 44 kursi dari total 543 di parlemen.
         
BJP sendiri memenangi 282 kursi dan merupakan perolehan terbesar selama 30 tahun terakhir.
         
Menanggapi kemenangan besar tersebut, pengusaha garmen Muslim asal Varanasi, Nazma Begum, mengaku khawatir terhadap potensi absennya kekuatan penyeimbang yang dapat menghentikan Modi dan kelompok nasionalis Hindu garis keras lainnya.
         
"Menurut saya Modi adalah tokoh yang menakutkan. Saya tidak pernah membayangkan dia dapat memperoleh kemenangan sebesar itu. Ini tentu saja menyedihkan karena dia akan dengan bebas melakukan apapun yang dia suka. Sekarang siapa yang berani melawan Modi?" kata perempuan berusian 40 tahun itu.
         
Meskipun Modi dalam kampanyenya menekankan inklusivitas dan pembangunan ekonomi, sebagian tim suksesnya justru menggunakan isu agama. Amit Shah, salah satu pembantu utama Modi, dipecat dari tim kampanye karena mengeluarkan komentar kontroversial yang dinilai mempolarisasi pemilih berdasarkan garis relijius.

Penerjemah/Editor : GM.N.Lintang/A. Krisna/Hisar Sitanggang

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024