Jakarta (Antara) - Indonesia Police Watch (IPW) meminta Tim Investigasi Mabes TNI AD atas penyerbuan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Yogyakarta segera membuat dan mempublikasikan sketsa wajah penyerbu Lapas tersebut karena keseriusan Polri mengusut kasus itu dipertanyakan.

"Keseriusan Polri mengusut kasus penyerbuan ke Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta patut dipertanyakan karena sudah seminggu Polri belum juga membuat dan mempublikasikan sketsa wajah dan sketsa pasukan bertopeng yang membantai empat tahanan," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia menyayangkan Polri tak kunjung membuat sketsa tersebut sehingga berharap Tim Investigasi Mabes TNI AD segera membuat dan mempublikasikan sketsa wajah dan sketsa pasukan penyerbu.

IPW sendiri memberi apresiasi bagi Mabes TNI AD yg membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus penyerbuan pada Sabtu (23/3) dini hari itu.

"Sikap TNI AD yang membentuk tim investigasi ini bisa dipahami karena setelah penyerbuan itu banyak tudingan negatif diarahkan kepada TNI dan menjadi tugas tim ini untuk mengusut serta mengklarifikasinya," katanya.

Ia mengharapkan tim investigasi itu tidak hanya mencari tahu siapa pasukan terlatih yang menyerbu Lapas Cebongan, tetapi juga harus mencari tahu siapa Sertu Santoso, kenapa dia ada di Hugo Cafe, apa peranannya di Hugo Cafe, dan kenapa dia dikeroyok hingga tewas.

"Betulkah hanya empat orang yang dibantai di Lapas Cebongan itu sebab beredar isu pelaku pengeroyokan Sertu Santoso ada tujuh orang dan tiga lagi belum tertangkap polisi. Siapa mereka?," katanya.

Neta menambahkan semua itu harus segera diungkapkan Tim Investigasi Mabes TNI AD secara tuntas. Diharapkan hasilnya segera diumumkan ke publik dan diserahkan ke Polri agar bisa diusut tuntas secara hukum.

"Siapa pun yang terlibat dalam kasus penyerbuan Lapas Cebongan dan pengeroyokan Sertu Santoso harus diproses ke pengadilan," katanya.

Pewarta : Riza Fahriza
Editor :
Copyright © ANTARA 2024