Paris (ANTARA/AFP) - Lembaga Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa  UNESCO  Selasa mendesak pasukan Mali dan Prancis yang bertempur di Mali untuk melindungi situs budaya kuno selama serangan udara dan serangan darat.

"Saya meminta semua angkatan bersenjata untuk melakukan segala upaya guna melindungi warisan  budaya negara, yang telah rusak parah," kata Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova  dalam sebuah pernyataan.

Pesawat-pesawat tempur Prancis telah memukul target di berbagai bagian negara sejak Jumat untuk mendukung pasukan Mali yang berusaha untuk mengusir gerilyawan Islam yang tahun lalu merebut kekuasaan di  padang pasir utara yang luas.

Para gerilyawan telah kabur dari tiga kota utama di utara, termasuk Timbuktu, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di persimpangan jalan gurun yang merupakan pusat  pembelajaran kuno.

Para kelompok garis keras tahun lalu menghancurkan  makam orang suci kuno dan masuk ke masjid abad ke-15 Yahya Sidi di Timbuktu, mengklaim dan menghujat situs itu.

"Warisan budaya Mali adalah permata yang perlu mendapat perlindungan penting bagi seluruh umat manusia," kata Bokova.

"Perusakan situs Warisan Dunia di Mali pada tahun 2012, terutama
makam di Timbuktu, memicu gelombang kemarahan di seluruh dunia, membantu untuk meningkatkan kesadaran akan situasi kritis yang dihadapi rakyat Mali," katanya.

"Intervensi militer saat ini harus melindungi rakyat dan mengamankan warisan budaya Mali."

Pernyataan itu mengatakan UNESCO telah memberikan peta yang menunjukkan situs warisan kepada perencana militer serta brosur untuk diserahkan kepada prajurit untuk mencegah kerusakan warisan budaya.
(ANTARA).

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024