Waykanan, Lampung (ANTARA LAMPUNG) - Petani bengkuang di Kabupaten Waykanan, Lampung, dapat menikmati peningkatan pendapatan seiring kenaikan nilai jual komoditas yang mereka tanam.
        
"Harga bengkuang saat ini Rp3 ribu per ikat, sebelumnya Rp2.200 per ikat atau sekitar enam buah bengkuang," kata Paiman, petani Dusun Semarang, Kampung Baktinegara, Kecamatan Baradatu, di Waykanan yang berada sekitar 220 km sebelah utara Kota Bandarlampung, Sabtu.
        
Kenaikan harga jual bengkuang menurut Paiman diakibatkan tinggi permintaan atas buah yang memiliki rasa manis dan mengandung air itu.
        
"Padahal pada musim kemarau, hasil panen bengkuang juga tidak bisa naik banyak," kata dia lagi.
        
Biasanya seperempat hektare lahan yang ditanami bengkuang itu, kata dia, rata-rata tercapai produksi pada kisaran 2.000 ikat sampai dengan 2.200 ikat setiap kali panen.
        
Pada hari-hari biasa, kata Paiman lagi, harga bengkuang biasa dijual Rp1.500 per ikat, dan penjualannya juga tidak susah.
        
Ia mengatakan, setiap tahun selalu menanam tumbuhan menjalar yang menghasilkan buah berumbi putih dan kulitnya mudah dikupas karena memang menguntungkan.
        
"Harga bibit bengkuang per kilogram Rp50 ribu. Pada lahan seluas seperempat hektare, dibutuhkan 17 kilogram bibit bengkuang atau seharga Rp850 ribu," kata dia menjelaskan.

        
 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024