Kestabilan Politik Berimbas Pada Pasar Properti

id ilustrasi pasar properti

Kestabilan Politik Berimbas Pada Pasar Properti

ilustrasi--Pasar Properti. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

...Sejak 2016 akhir hingga saat ini pasar properti mulai membaik, terutama sejak ada kebijakan amnesti pajak dan penurunan suku bunga, kata Eddy Hartono...
Jakarta  (ANTARA Lampung) - Pengembang apartemen Green Pramuka, PT Duta Paramindo Sejahtera menyatakan, kestabilan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai bakal berimbas positif pada membaiknya daya beli warga, termasuk pada pasar properti.

"Sejak 2016 akhir hingga saat ini pasar properti mulai membaik, terutama sejak ada kebijakan amnesti pajak dan penurunan suku bunga," kata Komisaris PT Duta Paramindo Sejahtera Eddy Hartono di Jakarta, Rabu (20/9).

Menurut dia, meski demikian tetapi juga perlu diwaspadai 2019 yang merupakan musim pemilu yang dinilai "sudah berada di depan mata" karena tinggal dua tahun lagi.

Namun, ia meyakini bahwa pemerintah saat ini sangat stabil seperti ada banyak pemangkasan izin maupun birokrasi dan konsisten dengan pembangunan infrastruktur yang mengintegrasikan kawasan hunian dan bisnis.

Apalagi, lanjutnya, Bank Indonesia yang memberikan penurunan rate suku bunga maupun pembayaran uang muka. Hal tersebut dinilai membawa angin segar bagi konsumen, khususnya bagi yang hendak memiliki rumah pertama yang dekat dengan pusat kota.

Menurut Eddy, kebijakan yang konsisten mempermudah pengembang properti untuk melakukan proyeksi bisnis jangka panjang.

"Ketika pemerintah stabil, dunia bisnis juga menjadi diuntungkan karena proyeksi bisnis dapat lebih stabil," paparnya.

Ia mengemukakan bahwa kestabilan proyeksi bisnis terindikasi antara lain dari biaya proyek yang lebih terukur, serta lapangan kerja yang lebih banyak.

Sebelumnya, sebanyak 63 persen konsumen puas dengan kondisi pasar properti di Indonesia antara lain disebabkan sejumlah kebijakan serta kemudahan yang dikeluarkan pemerintah, demikian survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index 2017.

"Kebijakan yang dimaksud antara lain tingkat suku bunga yang rendah, keringanan pembayaran uang muka, dan skema pembiayaan yang mudah seperti melalui BPJS Ketenagakerjaan mendorong konsumen puas dengan kondisi properti di Indonesia," kata Head of Marketing Rumah.Com Ike Hamdan kepada pers di Jakarta, Selasa (12/9).

Hal tersebut disampaikan saat dirinya menyampaikan survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.Com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei dilakukan kepada 1.020 responden dari seluruh Indonesia selama Januari-Juni 2017.

 
(ANTARA)