Sebelum refrendum, Irak-Kurdi didesak gelar dialog

id Irak dan Kurdi, Perang Irak dan Iran

Sebelum refrendum, Irak-Kurdi didesak gelar dialog

Pasukan Peshmerga Kurdi (rt.com)

Kairo 11/9 (Antara/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal Liga Arab (LA) Ahmed Aboul-Gheit pada Ahad (10/9) menyerukan dialog langsung antara Pemerintah Irak dan Wilayah Kurdi untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mereka.
        
Dialog tersebut akan dilandasi atas apa yang termaktub di dalam Undang-Undang Dasar Irak mengenai hubungan antara kedua pihak, demikian laporan kantor berita Mesir, MENA, yang mengutip satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara Aboul-Gheit, Mahmoud Afifi.
        
About-Gheit merasakan jurang pemisah lebar antara Pemerintah Irak dan Wilayah Otonomi Kurdi setelah pertemuannya dengan para pejabat dari kedua pihak selama kunjungannya ke Irak pada Sabtu (9/9), kata pernyataan tersebut.
        
Saat berada di Irak, Aboul-Gheit bertemu dengan Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan Presiden Kurdi Masoud Barzani di Erbil.
        
Kunjungan pemimpin LA itu dilakukan sebelum referendum kemerdekaan Wilayah Kurdi, yang dijadwalkan diselenggarakan pada 25 September.
        
About-Gheit, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi, mendesak kedua pihak agar mencapai dasar bersama dan sepenuhnya memahami sehingga mereka bisa memelihara persatuan Irak dan kestabilannya.
        
Pada 7 Juni, Barzani mengumumkan keinginannya untuk menyelenggarakan referendum pada 25 September mengenai kemerdekaan Wilayah Kurdi dari Irak, langkah yang telah dikecam oleh Baghdad sebagai "tidak konstitusional dan tidak sah".
        
Referendum itu ditentang oleh negara lain termasuk tetangga Irak --Iran dan Turki, yang keduanya memiliki etnik minoritas Kurdi di wilayah mereka.

Antara/Xinhua
Chaidar