KPAI Sesalkan Ucapan Kasar Anak-Anak Saat Demo Anti FDS

id kpai sesalkan ucapan kasar anak-anak, sitti hikmawaty, komisioner kpi, demo anti fds

KPAI Sesalkan Ucapan Kasar Anak-Anak Saat Demo Anti FDS

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) (Foto : Net)

...Sebaiknya saluran aspirasi penolakan atas suatu kebijakan diganti dari melakukan aksi turun ke jalan, menjadi dialog untuk mencapai kesepakatan," katanya...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Ucapan kasar anak-anak yang menjadi massa saat demo anti sekolah lima hari atau "full day school" (FDS) yang ada dalam video berdurasi 1:30 menit, sangat disesalkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Bila kejadian itu benar, KPAI menyayangkan dan prihatin atas pelibatan anak-anak dalam aksi demonstrasi yang diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Sebab, masih ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan aspirasi atas suatu kebijakan," kata Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty, Jakarta, Senin.

Sitti mengatakan ucapan atau ujaran kasar yang dilontarkan anak-anak dalam aksi sebagaimana cuplikan video tersebut sangat tidak patut dan berbahaya bagi tumbuh kembang anak.

Pasalnya, anak-anak dididik dan disekolahkan agar nantinya mereka dapat lebih beradab dan berkasih sayang  untuk hidup bermasyarakat.

KPAI melihat dengan adanya ucapan atau ujaran kasar sebagaimana dimaksud tidak sesuai dengan etika dan moral kebangsaan Indonesia.

"Apalagi hingga berteriak 'membunuh' hanya untuk menolak suatu kebijakan. Membunuh tidaklah dibenarkan dalam ajaran agama apa pun, bertentangan dengan tata aturan perundang-undangan, dan bukan cerminan murni jiwa anak-anak," kata dia.

KPAI prihatin adanya pihak yang sengaja memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu, seolah rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa sudah mulai luntur.

Oleh sebab itu, KPAI mengimbau semua pihak agar menahan diri dan tidak memanfaatkan anak untuk kegiatan atau aktivitas yang sangat membahayakan tumbuh kembangnya.

"Sebaiknya saluran aspirasi penolakan atas suatu kebijakan diganti dari melakukan aksi turun ke jalan, menjadi dialog untuk mencapai kesepakatan. KPAI percaya negara mendengar setiap aspirasi warga negaranya asalkan disampaikan dengan santun dan membuka diri untuk berdialog," kata Sitti.

Video berdurasi 1:30 menit itu memuat gambar sejumlah anak menggunakan baju koko, sarung dan kopiah sedang melancarkan aksi atau demonstrasi di ruangan terbuka diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang kemudian kerap disebut Full Day School.

Pada aksi tersebut, terlihat anak-anak itu membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga." (ANTARA)