BI: Tarik Investasi Swasta Tumbuhkan Ekonomi Lampung

id arief hartawan dan tpdi, kepala bank indonesia, perwakilan lampung, arief hartawan, inflasi

BI: Tarik Investasi Swasta Tumbuhkan Ekonomi Lampung

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung Arief Hartawan (FOTO: dok/ANTARA Lampung/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung mengatakan bahwa pemerintah daerah harus menarik investasi swasta guna mendorong pertumbuhan ekonomi setempat.

"Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional yang tidak secepat perkiraan, perekonomian Lampung di triwulan II 2017 masih dapat tumbuh cukup tinggi yakni 5,03 persen (year on year), didorong oleh pesatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi di atas rata-rata historis tiga tahun terakhir," kata Kepala Perwakilan BI Lampung Arief Hartawan, di Bandarlampung, Rabu (9/8).

Secara spasial, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Lampung tersebut di atas pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional yang masing-masing sebesar 4,90 persen (yoy) dan 5,01 persen (yoy).

Di sisi produksi, lanjutnya, perekonomian Lampung triwulan II 2017 ditopang oleh sektor perdagangan yang tumbuh hampir tiga kali lipat dari rata-rata historisnya dan sektor konstruksi yang tumbuh `double digit`.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II tersebut seharusnya dapat lebih tinggi jika belanja pemerintah daerah lebih ekspansif. Ditengah kondisi fiskal yang terbatas, langkah penting yang perlu ditempuh pemerintah daerah dalam jangka pendek (immediate action) adalah menarik sebanyak-banyaknya investasi swasta ke Lampung.

Arief menjelaskan, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi sebesar 6,09 persen (yoy) sesuai dengan pola musiman pada periode Ramadhan dan Idul Fitri yang bersamaan dengan liburan sekolah.

Selain itu, pertumbuhan investasi juga tercatat meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 11,82 persen (yoy), yang pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi minus 1,44 persen (yoy).

Kepala Perwakilan BI Lampung itu menambahkan, peningkatan kinerja investasi terutama pada investasi bangunan seiring dengan pesatnya pembangunan proyek strategis pemerintah seperti infrastruktur jalan, termasuk pembangunan properti bersubsidi oleh swasta.


(ANTARA)