BKKBN: Pertumbuhan Penduduk Jadi Modal Sekaligus Ancaman

id kepala bkkbn pusat, surya shandra surapaty

BKKBN: Pertumbuhan Penduduk Jadi Modal Sekaligus Ancaman

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

...Penduduk merupakan objek, subjek dan penerima manfaat dari pembangunan...
Solo (ANTARA Lampung) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan pertumbuhan penduduk bagai pedang bermata dua yaitu menjadi modal sekaligus ancaman bagi pembangunan.

"Penduduk merupakan objek, subjek dan penerima manfaat dari pembangunan. Dinamika kependudukan seperti jumlah, struktur dan mobilitas penduduk harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan," kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty pada seminar pembangunan berwawasan kependudukan dalam rangka hari kependudukan dunia di Kampus Universitas Negeri Surakarta (UNS), Rabu.

Ia mengatakan di satu sisi jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dalam pembangunan, sedangkan di sisi lain jika SDM tidak berkualitas akan menjadi beban bagi pembangunan.

"Dalam hal ini, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, perlu dilakukan literasi kependudukan kepada masyarakat melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal," katanya.

Ia mengatakan pendidikan kependudukan melalui jalur formal dilakukan pada sekolah tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Sedangkan jalur nonformal dilakukan pada diklat pemerintah maupun nonpemerintah, selanjutnya untuk jalur informal dilakukan melalui keluarga, lingkungan, kelompok masyarakat dan media massa.

"Pentingnya persentase masyarakat yang mengetahui tentang isu kependudukan merupakan indikator keberhasilan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK)," katanya.

Oleh karena itu, BKKBN melalui Direktorat Kerja Sama Pendidikan Kependudukan menyebarluaskan materi kependudukan kepada masyarakat.

Terkait hal itu, pihaknya melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kemenristekdikti.

"Pagi ini kami juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan UNS untuk menyebarluaskan materi kependudukan kepada masyarakat," katanya.

Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya pemberian materi melalui program kuliah kerja nyata (KKN) tematik mengenai kependudukan dan kegiatan mahasiswa yang lain.

Sementara itu, Rektor UNS Ravik Karsidi menyatakan UNS telah menerjunkan mahasiswa KKN tematik dengan tema kependudukan dan KB.

"Selain upaya tersebut, bagian dari kepedulian kami terhadap bidang ini adalah UNS merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia yang punya program studi baru yaitu kependudukan dan catatan sipil. Tahun ini kami menerima 150 mahasiswa baru," katanya.

Untuk program studi baru tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Nantinya para lulusan akan ditempatkan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di seluruh Indonesia.

(ANTARA)