Penumpang menumpuk, alat pemindai di Bakauheni macet

id Arus balik, mudik, lebaran

Penumpang menumpuk, alat pemindai di Bakauheni macet

Penumpang arus balik menumpuk di loket Pelabuhan Bakauheni Lampung, Jumat (30/6/17) (ANTARA LAMPUNG/Adie Pandawa)

Bakauheni (Antara Lampung) - Alat pemindai tiket di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, mengalami gangguan keterlambatan dalam mendeteksi tiket pemudik pejalan kaki yang ingin masuk kapal untuk menyeberang ke Merak, Banten, sehingga mengakibatkan antrean penumpang.
         
Kondisi di Pelabuhan Bakauheni, Jumat, terlihat alat pemindai tiket yang tersedia di loket masuk penumpang menuju "gangway" dermaga terlambat dalam mendeteksi tiket penumpang agar bisa masuk ke kapal.
         
Pemudik pejalan kaki pun sempat menumpuk di loket masuk, tapi kondisi tersebut tidak memakan waktu lama.
         
Sembilan mesin pemindai tiket yang dioperasikan, seluruhnya mengalami keterlambatan dalam mendeteksi tiket dan terkadang tripod tiket mengalami kemacetan.
         
GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Eddy Hermawan sempat mengarahkan penumpang pemudik pejalan kaki ke Dermaga V, VI, dan VII dengan menggunakan Bus Translampung.  
    
Berkaitan kendala yang dialami mesin pemindai tiket tersebut, Wakil Kepala Cabang PT Mata Pensil Indra Ramadan mengatakan alat itu jika beroperasi secara bersamaan memang bisa mengalami kendala macet beroperasi memindai tiket penumpang.
         
"Itu kendalanya memang lambat, karena dulu tegangan listrik tidak stabil dan sering mati lampu akhirnya berpengaruh terhadap alat itu," kata dia pula.
         
Ia menjelaskan, semula alat tersebut akan diperbaiki agar lebih cepat bekerja, tapi ada kendala alat untuk memperbaikinya harus dipesan dari Tiongkok.
         
Perwakilan PT Mata Pensil yang menangani peralatan itu menegaskan, apabila kembali mengalami kepadatan pemudik mesin yang ada akan langsung dibuka.
         
"Pemudik cukup menunjukkan tiketnya dan bisa langsung menuju kapal, bila kembali terjadi penumpukan penumpang di sana," kata dia pula.

ANTARA