PTPN VII Lakukan Restrukturisasi Guna Tingkatkan Kinerja

id ptpn VII

PTPN VII Lakukan Restrukturisasi Guna Tingkatkan Kinerja

Logo PTPN (dok./istimewa)

Bandarlampung,  (ANTARA Lampung) - PT Perkebunan Nusantara VII sedang dalam proses perbaikan melalui "Corporate Turnaround Strategy", yaitu restrukturisasi keuangan dan organisasi serta melakukan langkah-langkah strategis.

"PTPN VII me`review` prosedur-prosedur yang ada dan menegakan pelaksanaan di lapangan serta membuka ruang komunikasi dengan `stakeholders`. Hal tersebut dimaksudkan untuk dapat membangun perusahaan ke arah yang lebih baik," kata Direktur Operasional PTPN VII Sukarnoto dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung.

Sukarnoto menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan. Kondisi alam diakui memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi pada semua komoditas perusahaan serta volatilitas harga karet dan kelapa sawit di pasar dunia berpengaruh terhadap hasil penjualan.

Hal tersebut menyebabkan ketidaksesuaian pendapatan sebagaimana yang telah direncanakan perusahaan. Gejolak pasar tersebut menjadikan tantangan perusahaan yang baru saja mengambil kebijakan investasi untuk mengganti tanaman tua dengan yang baru (replanting) dan revitalisasi beberapa pabrik termasuk peningkatan kapasitas dua pabrik gula dengan memanfaatkan dana bank sindikasi.

"Manajemen berhitung, dengan tanaman yang produktif, biaya operasional dan membayar cicilan dari investasi ke bank masih mencukupi," katanya.

Tetapi ternyata dunia terbalik. Harga karet dan sawit jatuh. Produksi sangat sedikit karena tanaman tua ditebang, ganti baru dan harus menunggu enam tahun untuk mulai panen. "Itupun panen awal produksinya sangat sedikit. Beginilah kondisinya," kata dia.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, maka manajemen harus mengambil langkah kebijakan efisiensi di semua lini operasional perusahaan. Ini kebijakan untuk keberlangsungan perusahaan..

Meskipun demikian Sukarnoto mengatakan konsistensi pelaksanaan atas kebijakan efisiensi tersebut diharapkan tetap terjaga dan mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan dengan tetap fokus pada target produksi .

"Kalau kita gambar grafik, kira-kira sekarang kami sedang mulai menanjaklah. Tanaman hasil replanting tinggal sedikit yang belum dipanen. Kalau semua mulai produktif, Insya Allah kondisi membaik lagi. Semua proses di dalam atau internal sudah kami perbaiki, termasuk perbaikan sistem dan human capital atau manusianya," kata dia.

Sukarnoto berharap semua pemerintah, karyawan dan masyarakat termasuk pers dapat mendukung upaya PTPN VII ke arah perusahaan yang baik dengan mendasarkan pada nilai jujur, tulus dan ikhlas sehingga mampu berkontribusi lebih pada masyarakat sekitar.

"Sekecil apapun bantuan yang kita berikan mudah-mudahan menjadi berkah bagi yang membutuhkan. Makna berbagi lebih berarti jika dilakukan tidak hanya pada saat keberlimpahan namun juga pada saat berkekurangan," katanya.

Untuk kegiatan sosial kemasyarakatan seperti santunan kepada yatim piatu, donor darah menjadi prioritas dalam menjalankan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan.

Terkait produksi, dia menjelaskan, produksi gula dari dua pabriknya di Bunga Mayang dan Cinta Manis yang mulai buka giling awal Mei lalu sedang sangat ditunggu pemerintah dan pasar. Kebutuhan bahan pokok sangat tinggi di bulan Ramadhan hingga memasuki lebaran.

"Kita bersyukur bahwa dengan berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan masih tetap bisa berbagi manfaat untuk bangsa ini. Alhamdulillah, dua pabrik gula kita sudah mulai buka giling sehingga mampu memberikan kontribusi pada program swasembada gula nasional," kata dia.

Letak peran pada stabilitas harga dan stok gula PTPN VII, lanjut dia, bukan hanya karena jumlah produksi. Lebih dari itu, posisi PTPN VII sangat penting karena seluruh produksi gula yang dihasilkan harus disalurkan melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

Hal itu karena Bulog mendapat tugas mengendalikan pasar kebutuhan pokok termasuk gula agar harga dan pasokannya tidak melewati kemampuan daya beli rakyat.

"Gula kita dijual ke Bulog dengan harga yang telah diatur sebagaimana ketentuan pemerintah. Maka PTPN VII dalam pengamalan nilai Pancasila menjadi bagian penting dari kebijakan pemerintah guna kesejahteraan rakyat," kata dia.

Hal yang sama terjadi dengan komoditas kelapa sawit yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO). Meskipun pasar CPO lebih bebas dibandingkan gula, produk CPO dari PTPN VII menjadi penyeimbang dari produk sejenis dari perusahaan swasta dalam menyediakan bahan baku minyak goreng dan produk derivatif lainnya. *