Pelatih SSB Harapkan Kompetisi Usia Dini

id ssb di bandarlampung

Pelatih SSB Harapkan Kompetisi Usia Dini

Ilustrasi Para siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) di Bandarlampung menjelang pertandingan. (FOTO: ANTARA Lampung/dok)

...Kalau kompetisi usia dini berjalan, pelatih profesional bisa dengan mudah mencari bibit yang bisa direkrut...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Bukit Sukabumi Indah (BSI) Heppy Apriyadi mengakui kurangnya kompetisi usia dini sehingga kesempatan pesepakbola binaannya dan SSB lainnya kurang mendapatkan kesempatan berlaga.

"Kalau kompetisi usia dini berjalan, pelatih profesional bisa dengan mudah mencari bibit yang bisa direkrut," kata dia, di Bandarlampung, Minggu.

Di SSB-nya dibina tiga tingkatan yakni U-11, U-14, dan U-19, sehingga ada peluang pelatih untuk melihat potensi anak didiknya di setiap tingkatan.

Selain itu, ia pun mengharapkan para pembina sepak bola di Lampung segera bersatu dan mencari solusi untuk mengatasi beragam masalah di persepakbolaan daerah tersebut.

"Kalau para pemain asli Lampung yang ikut di klub-klub luar daerah ini kembali, Nova gak kerepotan mencari pemain. Masalahnya, mengapa mereka memilih bermain di luar daripada di daerahnya sendiri? Ada apa dengan itu? Lantas, kita ada coach Rahmad Darmawan, semestinya bisa didekati untuk membina Lampung," kata dia.

Ia juga mengingatkan mengurusi sepak bola jangan dijadikan ladang untuk mencari keuntungan materi semata, karena jika itu motifnya takkan maju persepakbolaan di Tanah Air.

"Mengurus sepak bola itu jangan harap jadi kaya harta. Bahkan sebaliknya, tetapi karena kecintaan akan sepakbola dan ingin menyiapkan mereka yang suka dan mengerti teknik bermain bola, masalah rugi tak dihitung lagi," kata dia.

Heppy pun mengucapkan terima kasih kepada pihak UIN Lampung yang meminjamkan lapangan sehingga bisa melatih anak didiknya di sana.

Saat ini, klub sepak bola Lampung ada yang masuk di kancah nasional yakni Lampung Sakti, mengikuti Liga 2.

Namun, dari skuad asuhan pelatih Nova Arianto itu cuma ada empat pemain yang asli Lampung atau pembinaan daerah tersebut.

Nova mengakui potensi di Lampung sebenarnya cukup baik, namun masih kurang dalam menyerap instruksi taktik bermain. "Sejatinya bermain bola tidak hanya passing dan kontrol bola," kata dia.

Selain itu, Nova menjelaskan, yang harus ditingkatkan adalah pembinaan usia dini karena ia melihat di Lampung sangat jarang SSB guna mencetak para pemain handal. "Tentunya dibarengi dengan sumber daya pelatih yang baik pula sehingga dapat menghasilkan pemain yang bagus," kata dia.

Ia juga menyoroti, kendala terbesar di Lampung adalah kurangnya lapangan yang memadai sehingga sulit untuk mengembangkan permainan.   (Ant)