BPS: Kota Bandarlampung Deflasi 0,06 Persen

id kepala bps lampung, yeane irmaningrum, nilai tukar petani

BPS: Kota Bandarlampung Deflasi 0,06 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum (rb.bps.go.id)

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung mencatat pada Maret 2017 Kota Bandarlampung mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.

"Deflasi akibat adanya perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,13 pada Februari, menjadi 129,05 Maret 2017," kata Kepala BPS Provinsi Lampung, Yeane Irmaningrum, di Bandarlampung, Senin (3/4).

Ia menyebutkan, dua kelompok pengeluaran memberikan andil deflasi di Kota Bandarlampung, yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,10 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen.

Sebaliknya tiga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen; kelompok sandang sebesar 0,01 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak memberikan andil inflasi.

Menurutnya, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya beras, cabai merah, tarip pulsa ponsel, cabai rawit, telepon seluler, angkutan udara, bawang putih, telur ayam ras, cumi-cumi, dan tomat buah.

Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), deflasi Kota Bandarlampung terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,41 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,07 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,51 persen.

Sebaliknya, lanjut Yeane kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan indeks (inflasi) sebesar 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,33 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,35 persen; dan kelompok kesehatan naik sebesar 0,37 persen.

Ia menambahkan, inflasi Kota Bandarlampung menempati peringkat ke-40 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 33 kota mengalami inflasi, dan 49 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,24 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Tembilahan sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen, dan deflasi terendah terjadi di Padang dan Purwokerto sebesar 0,01 persen.

Kota Bandarlampung, pada Maret 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 1,37 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,90 persen.(Ant)