Di Denpasar Bali, 75 ribu peserta BPJS Kesehatan menunggak

id BPJS, rumah sakit, dokter

Di Denpasar Bali, 75 ribu peserta BPJS Kesehatan menunggak

Antrean warga sedang mengurus BPJS Kesehatan (FOTO ANTARA Lampung)

Denpasar (Antara Lampung) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Denpasar, Bali, mencatat 75.802 peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari 1.382.343 orang masih menunggak pembayaran premi selama Februari 2017.
         
"Saya mengimbau peserta yang belum membayar premi ini untuk tepat waktu membayar kewajibannya," kata Kepala BPJS Kesehtan Cabang Denpasar dr Kiki Christmar Marbun di Denpasar, Selasa.
         
Dari 75.802 Peserta JKN-KIS di Cabang Denpasar yang menunggak pembayaran terdiri atas 70.069 orang bukan penerima upah, 4.135 orang pekerja penerima upah yang merupakan pegawai swasta dan 1.506 pekerja penerima upah eks jamsostek.
         
"Ada juga pekerja penerima upah sebagai investor dan juga penerima bantuan iuran (PBI) yang melakukan tunggakan," katanya.
         
Ia mengatakan apabila tunggakan tidak dilunasi, secara otomatis kartu akan dinonaktifkan sehingga  penjaminan dihentikan sementara hingga peserta melakukan kewajibannya yakni membayar tunggakan.
         
"Misalnya, peserta  mandiri  tidak membayar iuran paling lambat tanggal 10  tiap bulan dan 45 hari sejak kartu  kembali aktif  peserta menjalani rawat inap akan dikenakan denda layanan 2,5 persen dikali bulan tunggakan dan dikalikan biaya rawat inap yang diakses peserta tersebut," katanya.
         
Ia menjelaskan kurang lebih sebanyak 1,4 juta peserta JKN-KIS yang ada di Cabang Denpasar (Denpasar, Badung dan Tabanan), sebanyak 539. 937 orang merupakan  penerima bantuan iuran (PBI)  APBN dan APBD.  
    
Selanjutnya peserta penerima upah (PPU) sebanyak 593.351 orang,  pekerja bukan penerima upah (PBPU) 198.707 orang dan sisanya  peserta bukan pekerja.
         
Ke depan, BPJS Kesehatan Cabang Denpasar akan lebih gencar lagi melakukan sosialisasi sehingga peserta JKN-KIS meningkat karena masih banyak perusahaan yang belum mendaftarkan karyawannya untuk  ikut kepesertaan.
         
Berdasarkan pendataan, jelas dia, di Denpasar  perusahaan yang berpotensi untuk mendaftarkan karyawannya tersebut yakni  3.101  usaha, Badung (884) dan Tabanan.

ANTARA