Tol Sumatera dorong Lampung sebagai tujuan wisata

id Tol Trans Sumatera, Wisata Lampung

Tol Sumatera dorong Lampung sebagai tujuan wisata

Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Samuel/istimewa)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Provinsi Lampung memiliki puluhan objek wisata alami sebagai daya tarik utama para turis melancong ke daerah ini.
         
Keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang telah dicanangkan pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo pada 30 April 2015 lalu, dipastikan akan memacu pembangunan sarana dan prasarana wisata di Lampung menjadi bertumbuh makin pesat, dan jumlah kunjungan wisatawan juga akan bertambah banyak.
         
Mulai 2015-2016 sudah ada 12 hotel dibangun di Kota Bandarlampung, ibu kota Provinsi Lampung.
         
Sejumlah investor baru juga telah menyatakan berminat membangun hotel dan apartemen di Kota Bandarlampung pada 2017.
         
Okupansi hotel meskipun tidak setinggi di Bandung, Jawa Barat, namun termasuk tinggi dengan mengacu pada jumlah kunjungan wisatawan.    
    
Pada Januari 2017, tercatat jumlah tamu di hotel dan akomodasi lainnya mencapai 118.363 orang, termasuk 292 turis asing, atau lebih besar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
         
Pengembangan wisata Lampung bisa dilihat dari peningkatan jumlah wisatawan ke daerah ini.
         
Sepanjang 2016, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung mencatat kunjungan wisatawan domestik dan asing mencapai 7,5 juta orang. Padahal, jumlah kunjungan wisatawan ke Lampung tahun 2015 hanya 5,5 juta orang.
         
Lampung menjadi destinasi wisata yang makin terbuka, sehingga para investor makin tertarik berinvestasi di daerah ini.
         
Objek wisata yang ditawarkan kepada wisatawan baru berupa destinasi yang menonjolkan kekayaan alam, seperti Gunung Anak Krakatau, Pulau Pahawang, Teluk Kiluan, dan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), serta Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).  
    
Pembangunan sarana dan prasarana yang menopang keindahan wisata alam itu juga terus digenjot, terutama hotel, tempat penginapan, dan akses transportasi.
         
Di Kota Bandarlampung makin marak dibangun tempat-tempat penginapan murah seperti hostel.
         
Pembangunan hotel juga terus berlangsung untuk mencapai target 1.000 kamar, mengingat Kota Bandarlampung berencana menjadi kota tujuan wisata dan destinasi konferensi.
        
 Akses ke Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur dimudahkan, termasuk dengan dioperasikan Bus Damri dari Bandarlampung menuju tempat wisata itu pulang pergi.
 
Jika Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sudah dioperasikan pada pertengahan 2018, pertumbuhan ekonomi Lampung dan pariwisatanya diperkirakan akan tumbuh semakin pesat, sehingga menjadi salah satu alasan investor makin berminat menanamkan modal di Lampung.
        
 Faktor lainnya yang mendukung perkembangan kepariwisataan Lampung adalah revitalisasi Bandara Radin Inten II Lampung, dengan menambah frekuensi penerbangan maskapai ke bandar udara itu, perluasan Pelabuhan Bakauhei dan Merak, serta pembangunan jalur transportasi Kereta Api Trans Sumatera dari Aceh hingga Lampung.
         
Berbagai objek wisata akan makin mudah terjangkau dengan harga yang lebih murah, jika proyek infrastruktur itu selesai pembangunannya, terutama JTTS.
         
Objek wisata unggulan yang makin ramai dikunjungi dengan dukungan pembangunan infrastruktur pendukung itu, adalah Pulau Pahawang, Teluk Kiluan, TN Way Kambas, pantai di pesisir barat Lampung dan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
         
Pantai Tanjung Setia di Desa Tanjung Setia di Krui, Kabupaten Pesisir Barat, sekitar 273 km dari pusat Kota Bandarlampung yang merupakan surganya para penggemar selancar karena ombaknya tinggi, juga akan semakin ramai.
         
Ketinggian ombak di pantai itu bisa mencapai 7 meter dengan panjang 200 meter, sehingga tak kalah dengan objek wisata menantang lainnya seperti Pantai Pangandaran, Jawa Barat dan Hawai.
         
Sedangkan di Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus, atraksi ikan lumba-lumba pada pagi di lautan menjadi daya tariknya.
         
Sensasi snorkeling melihat keindahan ikan-ikan di hamparan terumbu karang, juga menjadi salah satu favorit wisatawan.
       
Pemerintah daerah di Lampung juga berusaha mengembangkan wisata eksotis, seperti di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung yang merupakan sentra pembutan teri asing, atau Desa Wisata di Kabupaten Lampung Timur untuk bercocok tanam serta melihat momen gajah liar melintasi daerah itu, dekat dengan hutan Taman Nasional Way Kambas.
 
                                                                                           
              Lampung Pintu Gerbang 
    
Posisi Provinsi Lampung yang strategis sebagai pintu gerbang penghubung Sumatera dan Jawa, juga menjadi daya tarik bagi pengembangan pariwisata di daerah ini.
         
Jika JTTS selesai dibangun, jumlah warga asal Sumatera tujuan Jawa atau sebaliknya, diprediksi akan meningkat tajam karena harus melintasi Provinsi Lampung.
         
Terkait peluang itu, pemerintah daerah di Lampung makin sibuk mengembangkan investasi dan industri wisata di daerahnya, termasuk menawarkan hal unik untuk memikat minat wisatawan.        
   
 Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyebutkan lokasi strategis Provinsi Lampung mempunyai nilai jual tinggi sebagai daerah tujuan wisata dan investasi.
         
Mewujudkan Lampung sebagai tujuan wisata unggulan semakin terbuka ketika pembangunan infrastruktur termasuk diprioritaskan di Lampung pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla.
         
Tak bisa dipungkiri bahwa pengembangan pariwisata di Provinsi Lampung semakin bergairah sejak dicanangkan pembangunan JTTS itu.
         
Gubernur Lampung menyebutkan progres pembebasan lahan untuk tahap I ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 km sudah memasuki 80 persen, sedangkan untuk tahap kedua ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang dari panjang 112 km, sudah 79 km yang masuk tahap penetapan lokasi.
         
Meskipun penyelesaian proyek JTTS masih terbilang lama, namun pemerintah dan pemangku kepentingan harus makin aktif melakukan berbagai pembenahan dan investasi di bidang industri wisata.    
   
 Pembangunan JTTS sejauh ini tergolong cukup cepat, dan sudah sekitar 20 km selesai dicor dan bisa dilintasi kendaraan.
 
        
 Pembangunan tol itu bahkan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal untuk mendatangi lokasi untuk sekadar swafoto (berselfie-ria) atau mencoba melintasinya.
 
         
Proyek raksasa Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Palembang ditargetkan selesai pada pertengahan 2018 atau sebelum pelaksanaan Asian Games 2018, dan pembangunan jalur Kereta Api Trans Sumatera dari Aceh-Lampung sepanjang 2.500 km ditargetkan selesai pada 2021.
 
        
 Revitalisasi Bandara Radin Inten II Lampung ditargetkan selesai 2017, sedangkan panjang landasan pacunya berusaha ditingkatkan dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter, agar bisa didarati pesawat berbadan lebar.
 
         Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni juga tak luput dari pengembangan, terutama pembangunan dermaga baru agar pelayaran Bakauheni-Merak bisa ditempuh kian lancar dan makin singkat .
 
         
Berbagai proyek infrastruktur itu, terutama JTTS, akan memberikan kontribusi sangat besar bagi perekonomian Sumatera dan nasional, salah satunya adalah industri pariwisata di Provinsi Lampung.
 
        
 Gubernur Lampung M Ridho Ficardo berulangkali menyatakan tekad pemerintah daerah untuk mendorong percepatan penyelesaian JTTS ruas Bakauheni-Pematang Panggang sepanjang 252 km, agar bisa mencapai target yang ditetapkan Presiden Jokowi.
 
         
Lampung harus terus menerus melakukan pembenahanan iklim berinvestasi, terutama pada sektor pariwisata.
 
         
Selagi Jalan Tol Trans Sumatera dan infrastruktur lainnya sedang dalam proses penyelesaian, perlu segera membenahinya, agar tak terlambat menyambut peluang untuk mendongkrak perekonomian daerah ini bertumbuh kian pesat.