Mesuji, Lampung (ANTARA Lampung) - Banjir masih melanda sebagian wilayah Kecamatan Way Serdang di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung menyusul hujan deras mengguyur wilayah ini beberapa hari terakhir.
Banjir terjadi di permukiman dan lingkungan warga di Kecamatan Way Serdang di Mesuji, Senin, sehingga mengakibatkan ratusan rumah tergenang dengan ketinggian air sekitar 1 meter hingga 3 meter. Banjir itu antara lain menggenangi Desa Labuhan Permai di Kecamatan Way Serdang.
Kepala Kampung Labuhan Permai Abdul Kadir menuturkan, hujan deras dalam beberapa hari terakhir memicu sungai-sungai meluap dan menyebabkan banjir.
"Maklum rumah warga di Kecamatan Way Serdang ini berdiri di areal rawa yang rentan terendam banjir," kata Abdul pula.
Rumahnya yang berada di Desa Labuhan Permai itu juga ikut terendam banjir, dan mengakibatkan mereka kesulitan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari secara normal.
Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum seperti balai desa dan pendidikan anak usia dini (PAUD) setempat, serta rumah ibadah dan jembatan penyeberangan. Akibatnya, akses ekonomi warga pun putus total.
"Kami kesulitan, karena semua akses jalan terputus total, dan banjir ini adalah terbesar yang pernah terjadi dari tahun sebelumnya. Banjir juga menggenangi jalan negara Lintas Timur Km 199 Kecamatan Way Serdang yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan," ujarnya lagi.
Secara terpisah, Drs Syahril, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mesuji mengakui hingga kini bantuan dari pemerintah dan sumbangan pihak ketiga sudah disalurkan untuk para korban banjir itu.
Menurutnya lagi, hari ini para pegawai dan relawan sedang memilah-milah bantuan untuk kemudian dibungkus dalam paket dan segera disalurkan.
"Mulai hari ini didistribusikan. Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, mi instan, dan beras, selimut, peralatan dapur, handuk, beserta sarana kesehatan," ujarnya lagi.
Dia menegaskan bantuan akan diprioritaskan untuk daerah yang paling parah terkena banjir, serta warga korban banjir yang tidak mampu.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena tidak mencukupi jumlah bantuan, sehingga yang paling parah akan didahulukan diberi bantuan.
Selain itu, Syahril mengaku jika anggaran bantuan bencana di instansinya sangat terbatas dan minim, sehingga untuk membantu korban banjir yang rumahnya rusak berat harus meminta suntikan dana dari pemerintah provinsi atau pemerintah pusat. "Dana yang kami gunakan dari anggaran tak terduga," katanya lagi.
Berita Terkait
AS Roma menang agregat 3-1 lawan AC Milan di Liga Eropa
Jumat, 19 April 2024 5:32 Wib
OJK: Penyaluran kredit di Sumbagsel capai Rp278,29 triliun
Kamis, 18 April 2024 23:35 Wib
Indonesia menang 1-0 atas Australia di Piala Asia U-23
Kamis, 18 April 2024 22:28 Wib
Legislator Ihsan Yunus diperiksa KPK soal perusahaan di pengadaan APD Kemenkes
Kamis, 18 April 2024 17:50 Wib
Tinggi muka laut di RI naik hingga 1,2 cm per tahun
Kamis, 18 April 2024 17:48 Wib
Damkarmat Lampung Selatan evakuasi cincin di jari balita
Kamis, 18 April 2024 17:47 Wib
Faktor muat penumpang kapal 100 persen di arus balik
Kamis, 18 April 2024 17:43 Wib
Pemkot Bandarlampung: Uji tera di pasar untuk lindungi konsumen
Kamis, 18 April 2024 16:09 Wib