Turki gencarkan kegiatan mata-mata di Jerman

id Turki, Jerman, pengungsi

Turki gencarkan kegiatan mata-mata di Jerman

Tentara Turki di perbatasan dengan Suriah (Reuters/rferl.org)

Berlin (Antara/Reuters) - Pemerintah Jerman pada Rabu mengatakan bahwa ada kenaikan berarti kegiatan mata-mata Turki di Jerman.
        
Di negara tersebut, ketegangan antar-masyarakat warga negara Turki terus memanas menjelang pemungutan suara referendum terkait perluasan wewenang Presiden Tayyip Erdogan.
        
Badan intelejen domestik BfV mengatakan bahwa perpecahan di Turki menjelang referendum presiden juga terjadi di Jerman.
        
Ada setidak-tidaknya tiga juta perantau asal Turki tinggal di Jerman dan sebagian besar di antara mereka masih mempunyai hak pilih dalam pemungutan suara di negara asalnya.
        
Pada waktu sama, hubungan buruk Ankara dengan Berlin, yang dimulai akibat kudeta gagal pada Juli tahun lalu untuk menggulingkan Erdogan, mencapai titik terendah pada bulan ini setelah dua menteri dari Turki dilarang berpidato di depan pendukung presiden itu di dua kota Jerman.
        
"BfV menyaksikan adanya kenaikan aktivitas intelejen yang signifikan dari Turki di Jerman," kata lembaga tersebut dalam pernyataan tertulis tanpa menjelaskan lebih jauh.
        
Sebelumnya, jaksa agung federal Jerman telah memulai penyelidikan sejak Januari lalu mengenai dugaan aktivitas mata-mata dari sejumlah ulama yang dikirim oleh Ankara ke Jerman.
        
Presiden BfV, Hans-George Maassen, menegaskan kekhawatirannya mengenai ketegangan dan perpecahan antara kelompok garis kanan imigran Turki di Jerman dengan para pendukung organisasi terlarang Partai Buruh Kurdistan (PKK).
        
"Ada potensi bahaya bentrokan antara para pendukung PKK dan kelompok nasionalis serta ekstrimis garis kanan Turki. Ketegangan di antara mereka akan terus bereskalasi," kata dia.
        
Maassen tidak secara eksplisit menyebut persoalan aktivitas intelejen dari Turki. Kepada para wartawan, dia pada Januari lalu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mentoleransi operasi mata-mata dari Turki yang dilakukan dalam batas-batas teritorial Jerman.
        
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel, pada Rabu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Berlin. Dia pada saat itu mengatakan bahwa perpecahan dalam masyarakat Turki tidak boleh meluas sampai ke Jerman.

Penerjemah : GM.N.Lintang/B Soekapdjo